Tentang Menyimpan Tangan Kanan Di Atas Tangan Kiri Di Dada Atau Irsyal (Melabuhkan Kedua Tangan)

I. Menyimpan tangan kanan di atas tangan kiri dan meletakkanya di dada bukan bagian dari syariat atau menyimpan tangan kanan di atas tangan kiri dan atau meletakkanya di dada atau melabuhkannya adalah pilihan.

II. Menyimpan tangan kanan di atas tangan kiri sunnah ia berpegang pada dalil yang tsabat (kuat) dan meletakkanya di dada berpegang pada dalil shahih minimal hasan li dzatihi

III. Pendapat kami

Berikut penjelasannya

Dalil 1

حَدَّثَنَا أَبُو تَوْبَةَ حَدَّثَنَا الْهَيْثَمُ يَعْنِي ابْنَ حُمَيْدٍ عَنْ ثَوْرٍ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى عَنْ طَاوُسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَضَعُ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى يَدِهِ الْيُسْرَى ثُمَّ يَشُدُّ بَيْنَهُمَا عَلَى صَدْرِهِ وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ

Sunan Abu Daud 648: Telah menceritakan kepada kami Abu Taubah telah menceritakan kepada kami Al Haitsam yaitu Ibnu Humaid dari Tsaur dari Sulaiman bin Musa dari Thawus dia berkata:"Rasulullah ﷺ meletakkan tangan kanannya di atas tangan kiri, kemudian menarik keduanya di atas dada ketika shalat."

Dalil 2

…عَنْ قَبِيصَةَ بْنِ هُلْبٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْصَرِفُ عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ يَسَارِهِ وَرَأَيْتُهُ قَالَ يَضَعُ هَذِهِ عَلَى صَدْرِهِ وَصَفَّ يَحْيَى الْيُمْنَى عَلَى الْيُسْرَى فَوْقَ الْمِفْصَلِ

Musnad Ahmad 20961: …Dari Qabishah bin Halb dari ayahnya, ia berkata: Saya melihat Nabi ﷺ menoleh ke kanan dan kekiri, dan saya melihatnya meletakkan tangan di atas dadanya. Dan Yahya meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya dibagian atas persendian

Dalil 3

نا أبو موسى، نا مؤمل، نا سفيان، عن عاصم بن كليب، عن أبيه، عن وائل بن حجر قال: «صليت مع رسول الله صلى الله عليه وسلم، ووضع يده اليمنى على يده اليسرى على صدره»

Shahih Ibnu Khuzaimah 479: Abu Musa mengabarkan kepada kami, Muammal mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami dari Ashim bin Kulaib, dari ayahnya, dari wail bin hajar, ia berkata, “Aku pernah melaksanakan shalat bersama Rasulullah ﷺ, beliau meletakkan tangan kanannya di atas tangan kiri lalu diletakkan di atas dadanya.”

Dalil 4

عَنْ أَبِي جُحَيْفَةَ أَنَّ عَلِيًّا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ مِنْ السُّنَّةِ وَضْعُ الْكَفِّ عَلَى الْكَفِّ فِي الصَّلَاةِ تَحْتَ السُّرَّةِ

Sunan Abu Daud 645: …Dari Abu Juhaifah bahwa Ali radliyAllahu 'anhu berkata:"Termasuk dari sunnah adalah meletakkan telapak tangan di atas telapak tangan yang lain di bawah pusar dalam shalat."

Dalil 5

سنن أبي داوود ٦٤٦: …عَنْ ابْنِ جَرِيرٍ الضَّبِّيِّ عَنْ أَبِيهِ قَالَ رَأَيْتُ عَلِيًّا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يُمْسِكُ شِمَالَهُ بِيَمِينِهِ عَلَى الرُّسْغِ فَوْقَ السُّرَّةِ

Sunan Abu Daud 646: …Dari Ibnu Jarir Ad Dlabbi dari ayahnya dia berkata: "Aku melihat tangan kanan Ali radliyAllahu 'anhu memegang tangan kirinya pada pergelangannya di atas pusar."

Dalil 6

…عَنْ أَبِيهِ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ أَنَّهُ رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَفَعَ يَدَيْهِ حِينَ دَخَلَ فِي الصَّلَاةِ كَبَّرَ وَصَفَ هَمَّامٌ حِيَالَ أُذُنَيْهِ ثُمَّ الْتَحَفَ بِثَوْبِهِ ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى الْيُسْرَى

Shahih Muslim 608:…Dari Wail bin Hujr "Bahwasannya nya dia melihat Nabi ﷺ mengangkat kedua tangannya ketika masuk shalat, bertakbir." Hammam menggambarkannya, "Di hadapan kedua telinganya, kemudian melipatnya pada bajunya kemudian meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya

Dalil 7

مسند أحمد ١٨٢٢٧: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ يَحْيَى بْنِ خَلَّادٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَمِّهِ …فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ…فَإِذَا أَتْمَمْتَ صَلَاتَكَ عَلَى هَذَا فَقَدْ أَتْمَمْتَهَا وَمَا انْتَقَصْتَ مِنْ هَذَا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّمَا تُنْقِصُهُ مِنْ صَلَاتِكَ

Musnad Ahmad 18227: … Telah menceritakan kepada kami Ali bin Yahya bin Khallad dari bapaknya dari pamannya ….Maka Nabi SAW bersabda: …Jika menyempurnakan shalatmu seperti ini, maka sungguh, kamu telah menyempurnakannya, dan jika kamu mengurangi sedikit darinya, maka sesungguhnya kamu hanya mengurangi shalatmu."

I. Menyimpan tangan kanan di atas tangan kiri dan meletakkanya di dada bukan bagian dari syariat atau menyimpan tangan kanan di atas tangan kiri dan atau meletakkanya di dada atau melabuhkannya adalah pilihan.

Dalil 1 sampai 5 tidak ada satupun dalil yang tsabat (kuat), karena semua dalil tentang menyimpan tangan kanan di atas tangan kiri terdapat keguncangan dalam haditsnya atau dla’if, sementara dalil 7 menjelaskan tidak adanya meyimpan tangan kanan di atas tangan kiri dan dikatakan oleh Rasulullah sempurnanya shalat

Kesimpulan menyimpan tangan kanan di atas tangan kiri bukan bagian dari rukun shalat dan atau menyimpan tangan kanan di atas tangan kiri atau melabuhkannya adalah pilihan.

Mari perhatikan pendapat Ulama

1. Ibnu Al Mundzir meriwayatkan dari Abdullah Bin Az-Zubair, Al Hasan Al Bashri dan An-Nakhi “kedua tangan diturunkan dan salah satunya tidak diletakan di atas yang lain, al-qadhi Abu ath-thayib juga meriwayatkan hal yang sama dari Ibnu Sirin Al-laits bin Sa`id berkata kedua tangan diturunkan bila ia berlangsung lama bagi yang bersangkutan, maka ia meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri untuk istirahat. Al-Majmu’ Syarah Al Mudzadzab Imam Nawawi, 3/580.

2. Al-Auza’i. Mengatakan ia boleh memilih antara melabuhkannya atau meletakkanya. Syarah Al-Mudzadzab Imam Nawawi, 3/580

II. Menyimpan tangan kanan di atas tangan kiri sunnah ia berpegang pada dalil yang tsabat (kuat) dan meletakkanya di dada adalah berpegang pada dalil shahih minimal hasan li dzatihi

Dalil 6 kalimat meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya menunjukkan bahwa Rasulullah setelah mengangkat tangannya kemudian menyimpan tangan kanan di atas tangan kiri, dengan demikian menyimpan tangan kanan di atas tangan kiri adalah syariat yang bersifat tsabat (kuat)

Dalil 1, 2 dan 3 status dalil ini adalah hasan li dzatihi, berikut keterangan-keterangannya :

Dalil 1 rawi yang jadi perbincangan Thawus bin Kaisan dan Sulaiman bin Musa berikut keterangannya: Sulaiman bin Musa

Nama Lengkap : Sulaiman bin Musa

Kalangan : Tabi'in kalangan biasa

Kunyah : Abu Ayyub

Negeri semasa hidup : Syam

Wafat : 115 H

Komentar Ulama

Yahya bin Ma'in Tsiqah

Muhammad bin Sa'd Tsiqah

Ibnu Hibban mentsiqahkannya

Adz Dzahabi Ahadul aimmah

An Nasa'i laisa bi qowi

Kesimpulan status dalil ini mursal tabi`i

Dalil 2 rawi yang jadi perbincangan Simak

Nama Lengkap : Simak bin Harb bin Aus

Kalangan : Tabi'in kalangan biasa

Kunyah : Abu Al Mughirah

Negeri semasa hidup :

Wafat : 123 H

Komentar Ulama

Yahya bin Ma'in Tsiqah

Abu Hatim Ar Rozy shaduuq tsiqah

An Nasa'i Di haditsnya ada sesuatu

Ibnu Hibban Banyak salah

Adz Dzahabi Tsiqah

Adz Dzahabi Jelek Hafalannya

Kesimpulan dalil ini hasan

Dalil 3

Nama Lengkap : Mu'ammal bin Isma'il

Kalangan : Tabi'ut Tabi'in kalangan biasa

Kunyah : Abu 'Abdur Rahman

Negeri semasa hidup : Bashrah

Wafat : 206 H

Komentar Ulama

yahya bin Ma'in Tsiqah

Al Bukhari munkarul hadits

Ibnu Hibban disebutkan dalam 'ats tsiqaat

Ibnu Sa'd Tsiqah Katsirul Gholath

Ad Daruquthni Tsiqah banyak salah

Ibnu Hajar al 'Asqalani Shaduuq sayyiul Hifd

Kesimpulan dalil ini hasan

Rasulullah menyimpan tangan kanan di atas tangan kiri berdasar hadits yang tsabat, sementara mursalnya thawus dan informasi dari hulb dan wail yang hasan menjadikan satu dalil dengan yang lainnya saling menguatkan, sehingga dapat dipastikan menyimpan tangan kanan di atas tangan kiri sunnah ia bepegang pada dalil yang tsabat (kuat). dan meletakkanya di dada adalah berpegang pada dalil shahih minimal hasan li dzatihi Berikut pendapat Ulama Al-‘Allamah Abu thayyib Muhammad syam al-haqq dalam syarah aunul ma`bud 3/389 mengatakan kesimpulan hadits ini (dalil 1) hasan li dzatihi, dan ini bisa menjadi hujjah sebagaimana hadits shahih. Maka tidak ada cacat dari hadits ini selain bahwa dia mursal dan yang mursal biasanya dipakai tanpa syarat menurut pendapat Abu hanifah, malik dan ahmad (semoga Allah merahmati mereka). Sedangkan menurut Asy syafi’i Rahimahullah yang mursal ini bisa dipakai kalau dikuatkan oleh dalil lain yang bersanad tapi kualitasnya lebih baik, baik penguat ini musnad ataupun mursal pula.

Perhatikan pendapat Ulama

  1. Imam Nawawi dalam Syarah Almudzadzab, 3/580 telah kami sebutkan sebelumnya bahwa madzhab kami berpendapat kedua tangan dianjurkan kedua tangan diletakan di bawah dada di atas pusar, pendapat ini dikemukakan oleh said bin Jabbar dan daud

  2. Dewan Hisbah Persatuan Islam dalam Risalah Shalat hal 88-89 maka mursalnya thawus, hadits Halb dan hadits Wail Ibnu Hujr menunjukkan a atas sunnatnya menyimpan tangan kanan di atas dada, dan itulah yang benar adapun menyimpan (kedua tangan) di bawah pusar atau di atas pusar, tidak ada satupun hadits yang kuat sari Rasulullah SAW.

III. Pendapat kami

Dengan keterangan-keterangan yang telah disampaikan maka kami lebih cenderung dengan pendapat bahwa menyimpan tangan kanan di atastangan kiri dan meletakkanya di atas dada adalah bersumber dari Rasulullah SAW, mengingat dalil-dalil yang tersampaikan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmu hadits dan ilmu fiqh dan insyaallah bagian dari sunnah.