Kemudian Imam Berbalik Menghadap Kiblat Dan Memulai Dengan Takbiratul Ihram

Dalil 1

Sunan Abu Daud 567: … dari Simak bin Harb dia berkata: Saya telah mendengar An Nu'man bin Basyir berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa meluruskan shaf kami, sebagaimana beliau meluruskan anak panah, sehingga setelah beliau merasa bahwa kami telah memenuhi perintahnya dan memahami benar-benar, tiba-tiba pada suatu hari beliau menghadapkan wajahnya kepada kami dan melihat masih ada seseorang yang menonjolkan dadanya ke depan, maka beliau bersabda: "Hendaklah kalian meratakan shaf, atau (kalau tidak), maka Allah akan merubah wajah-wajah kalian."

Dalil 2

Sunan Abu Daud 568: … dari Al Bara` bin 'Azib dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa memasuki celah-celah shaf, dari ujung ke ujung lainnya seraya mengusap dada dan pundak kami, lalu bersabda: "Janganlah kalian berselisih, sehingga akan membuat hati kalian berselisih juga." Beliau juga bersabda: "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada shaf-shaf pertama.

Dalil 3

Sunan Abu Daud 569: … dari Simak dia berkata: Saya telah mendengar An Nu'man bin Basyir berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa meluruskan shaf-shaf kami apabila kami berdiri untuk shalat. Apabila barisan kami telah lurus, maka beliau bertakbir.

Dalil 4

عَلِّمْنِي يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَأَسْبِغْ الْوُضُوءَ ثُمَّ اسْتَقْبِلْ الْقِبْلَةَ فَكَبِّر

Shahih Bukhari 5782 … dari abu hurairah …"Ajarilah aku wahai Rasulullah!" Selanjutnya beliau bersabda: 'Jika kamu hendak mengerjakan shalat, maka sempurnakanlah wudlu', lalu menghadap ke arah Kiblat…

Dalil 1 kalimat “tiba-tiba pada suatu hari beliau menghadapkan wajahnya kepada kami” menunjukan bahwa dalam rangka memastikan kesiapan shaf imam melihat langsung ke makmum, secara otomatis berakibat posisi menghadap imam bukan ke kiblat.

Dalil 2 kalimat “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa memasuki celah-celah shaf, dari ujung ke ujung lainnya seraya mengusap dada dan pundak kami” menunjukan bahwa bila diperlukan imam menghampiri dengan memasuki celah-celah makmum guna memastikan kesiapan makmum, secara otomatis berakibat posisi menghadap imam bukan ke kiblat.

Dalil 3 dan ke 4 kalimat “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa meluruskan shaf-shaf kami apabila kami berdiri untuk shalat. Apabila barisan kami telah lurus, maka beliau bertakbir” dan kalimat 'Jika kamu hendak mengerjakan shalat, maka sempurnakanlah wudlu', lalu menghadap ke arah Kiblat” menunjukan setelah dipastikan bahwa shaf lurus maka beliau bertakbir maksudnya adalah imam terlebih dahulu menempati posisi, menghadap makmum kemudian memastikan posisi shaf bila telah siap, kemudian berbalik menghadap kiblat kemudian baru bertakbir

Kesimpulan imam harus memperhatikan dan memastikan kerapihan shaf setelah dipastiakan kerapihan imam berbalik menghadap kiblat kemudian bertakbir.

Pengertian “KEMUDIAN IMAM BERBALIK MENGHADAP KIBLAT DAN MEMULAI DENGAN TAKBIRATUL IHRAM.” Adalah posisi imam setelah memastikan kerapihan shaf maka imam berbalik menghadap kiblat kemudian memulai shalat berjamaah dengan takbir.