Setelah Itu Pastikan Adanya Imam

Dalil 1

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ أُنَاسًا مِنْ بَنِي عَمْرِو بْنِ عَوْفٍ كَانَ بَيْنَهُمْ شَيْءٌ فَخَرَجَ إِلَيْهِمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أُنَاسٍ مِنْ أَصْحَابِهِ يُصْلِحُ بَيْنَهُمْ فَحَضَرَتْ الصَّلَاةُ وَلَمْ يَأْتِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَ بِلَالٌ فَأَذَّنَ بِلَالٌ بِالصَّلَاةِ وَلَمْ يَأْتِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَ إِلَى أَبِي بَكْرٍ فَقَالَ إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حُبِسَ وَقَدْ حَضَرَتْ الصَّلَاةُ فَهَلْ لَكَ أَنْ تَؤُمَّ النَّاسَ فَقَالَ نَعَمْ إِنْ شِئْتَ فَأَقَامَ الصَّلَاةَ فَتَقَدَّمَ أَبُو بَكْرٍ

Shahih Bukhari 2493 : …Dari Sahal bin Sa'ad radliallahu 'anhu; Bahwa orang-orang di kalangan suku Bani 'Amru bin 'Auf bin Al Harits telah terjadi maslah diantara mereka, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama sebagian sahabat Beliau pergi mendatangi mereka untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Kemudian Bilal mengumandangkan adzan untuk shalat namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam belum juga datang. Akhirnya Bilal menemui Abu Bakar radliallahu 'anhu seraya berkata: "Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah tertahan, sedangkan waktu shalat sudah masuk, apakah engkau bersedia memimpin orang-orang untuk shalat berjama'ah?. Dia (Abu Bakar) menjawab: "Ya bersedia, jika kamu menghendaki". Maka Bilal membacakan iqamat lalu Abu Bakar maju untuk memimpin shalat…

Dalil 2

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا سَكَتَ الْمُؤَذِّنُ بِالأُولَى مِنْ صَلاَةِ الْفَجْرِ قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الْفَجْرِ بَعْدَ أَنْ يَسْتَبِينَ الْفَجْرُ ، ثُمَّ اضْطَجَعَ عَلَى شِقِّهِ الأَيْمَنِ حَتَّى يَأْتِيَهُ الْمُؤَذِّنُ لِلإِقَامَةِ

HR. Al-Bukhâri, no: 629 :…Dari ‘Aisyah Radhiyallahua anhuma, dia berkata, “Kebiasaan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika muadzin telah selesai dari adzan Shubuh, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri melakukan Shalat dua raka’at yang ringan sebelum Shalat fajar atau Shubuh setelah fajar (warna merah/putih dari arah timur sebelum terbit matahari) terang. Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbaring pada lambung kiri Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai muadzin mendatangi Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk (mengumandangkan) iqâmat”.

Dalil pertama kalimat "Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah tertahan, sedangkan waktu shalat sudah masuk, apakah engkau bersedia memimpin orang-orang untuk shalat berjama'ah?” ?. Dia (Abu Bakar) menjawab: "Ya bersedia, jika kamu menghendaki". Maka Bilal membacakan iqamat lalu Abu Bakar maju untuk memimpin shalat… untuk memastikan adanya imam ketika shalat berjamaah akan dimulai.

Dalil kedua kalimat “sampai muadzin mendatangi Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk (mengumandangkan) iqamat” menunjukan bahwa setelah adanya imam muazdin memastikan kesiapan imam.

Kesimpulan salah satu syarat syah shalat berjamaah adalah adanya imam, dengan demikian hal pertama bila akan shalat berjamaah adalah meyakini dan memastikan akan adanya dan kesiapan imam.

Pengertian “SETELAH ITU PASTIKAN ADANYA IMAM” adalah shalat berjamaah dilakukan setelah meyakini dan memastikan siapa yang akan menjadi imam.

A. TENTANG KRITERIA DAN PEDOMAN SEBAGAI IMAM

Dalil 1

عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ فَإِنْ كَانُوا فِي الْقِرَاءَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ فَإِنْ كَانُوا فِي السُّنَّةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً فَإِنْ كَانُوا فِي الْهِجْرَةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ سِلْمًا وَلَا يَؤُمَّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِي سُلْطَانِهِ وَلَا يَقْعُدْ فِي بَيْتِهِ عَلَى تَكْرِمَتِهِ إِلَّا بِإِذْنِهِ

Shahih Muslim 1078 :… Dari Abu Mas'ud Al Asnhari, katanya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Yang berhak menjadi imam atas suatu kaum adalah yang paling menguasai bacaan kitabullah (Alquran), jika dalam bacaan kapasitasnya sama, maka yang paling tahu terhadap sunnah, jika dalam as sunnah (hadis) kapasitasnya sama, maka yang paling dahulu hijrah, jika dalam hijrah sama, maka yang pertama-tama masuk Islam, dan jangan seseorang mengimami seseorang di daerah wewenangnya, dan jangan duduk di rumah seseorang di ruang tamunya, kecuali telah mendapatkan izin darinya."…

Dalil 2

وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ

Shahih Bukhari 595 :….“dan hendaklah yang menjadi Imam adalah yang paling tua di antara kalian."

Dalil 3

صحيح مسلم ٧٠٩: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبَّادٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرٍو عَنْ جَابِرٍ قَالَ كَانَ مُعَاذٌ يُصَلِّي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ يَأْتِي فَيَؤُمُّ قَوْمَهُ فَصَلَّى لَيْلَةً مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعِشَاءَ ثُمَّ أَتَى قَوْمَهُ فَأَمَّهُمْ فَافْتَتَحَ بِسُورَةِ الْبَقَرَةِ فَانْحَرَفَ رَجُلٌ فَسَلَّمَ ثُمَّ صَلَّى وَحْدَهُ وَانْصَرَفَ فَقَالُوا لَهُ أَنَافَقْتَ يَا فُلَانُ قَالَ لَا وَاللَّهِ وَلَآتِيَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَأُخْبِرَنَّهُ فَأَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا أَصْحَابُ نَوَاضِحَ نَعْمَلُ بِالنَّهَارِ وَإِنَّ مُعَاذًا صَلَّى مَعَكَ الْعِشَاءَ ثُمَّ أَتَى فَافْتَتَحَ بِسُورَةِ الْبَقَرَةِ فَأَقْبَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى مُعَاذٍ فَقَالَ يَا مُعَاذُ أَفَتَّانٌ أَنْتَ اقْرَأْ بِكَذَا وَاقْرَأْ بِكَذَا قَالَ سُفْيَانُ فَقُلْتُ لِعَمْرٍو إِنَّ أَبَا الزُّبَيْرِ حَدَّثَنَا عَنْ جَابِرٍ أَنَّهُ قَالَ اقْرَأْ وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَالضُّحَى وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى وَسَبِّحْ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى فَقَالَ عَمْرٌو نَحْوَ هَذَا

Shahih Muslim 709: Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin 'Abbad telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Amru dari Jabir dia berkata: "Muadz shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian dia datang, lalu mengimami kaumnya. Maka dia melakukan shalat Isya' pada malam tersebut bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian mendatangi kaumnya, lalu mengimami mereka. Lalu dia membuka dengan surat al-Baqarah, maka seorang laki-laki berpaling lalu salam, kemudian shalat sendirian, lalu berpaling pergi. Maka mereka berkata kepadanya, 'Apakah kamu berlaku munafik wahai fulan? ' Dia menjawab, 'Tidak, demi Allah, aku akan mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu aku akan mengabarkan kepada beliau. Lalu dia mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam seraya berkata: 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya para pekerja penyiram (tanaman) bekerja pada siang hari (sehingga kecapekan), dan sesungguhnya Mu'adz shalat Isya' bersamamu, kemudian dia datang kepada kami lalu shalat dengan membukanya dengan surat al-Baqarah.' Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menghadap Mu'adz seraya bersabda, 'Wahai Mu'adz, apakah kamu pemfitnah (yang membuat orang lari dari agama), bacalah dengan surat ini dan bacalah dengan ini' -maksudnya surat yang ringkas dan pendek--." Berkata Sufyan, maka saya berkata kepada Amru sesungguhnya Abu az-Zubair telah menceritakan kepada kami, dari Jabir bahwa dia berkata: "Bacalah 'Iqra dan asy-Syams wa Dhuhaha, serta Wa adh-dhuha wa al-Laili Idza Yaghsya dan Sabbihisma Rabbika al-A'la". Maka Amru berkata semisal ini.

Dalil 4

Shahih Bukhari 6626 :…Dari Abu Mas'ud Al Anshari mengatakan, seorang laki-laki menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berujar: "Hai Rasulullah, Demi Allah, sungguh saya memperlambat-lambatkan diri dari shalat subuh karena si fulan yang menjadi imam, ia selalu memanjangkan bacaan shalatnya jika shalat bersama kami." Abu mas'ud Kata: belum pernah kulihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sedemikian marahnya seperti ketika beliau menasehatinya. Lantas Nabi menegur: "Hai manusia, diantara kalian ada yang menjadikan orang lain menjauhkan diri dari (masjid dan ibadah), siapa diantara kalian mengimami orang-orang, lakukanlah secara ringkas (sederhana), sebab disana ada orang-orang tua, orang lemah dan orang yang mempunyai keperluan."

Dalil 1 dan 2 menunjukan kriteria imam adalah

1. Yang lebih banyak hafal al quran

2. Yang lebih mengetahui sunnah nabi SAW

3. Yang lebih dahulu hijrah

4. Yang dahulu masuk islam

5. Yang lebih dewasa atau tua

Dalil 1 dan 3 dan 4 menunjukan hal-hal yang harus diperhatikan ketika menjadi imam

1. Jangan menjadi imam di tempat orang lain sebelum diizinkan

2. Memperhatikan bacaan dalam segi Panjangnya (lama)

3. Memperhatikan kondisi makmum karena dikhawatirkan ada orang tua yang lemah dan memiliki keperluan dan lainya.

B. Bolehkah Menjadikan Imam Anak Kecil Yang Paling Banyak Hafalan Al-Quran-nya ?

Dalil 1

صحيح البخاري ٣٩٦٣عَنْ عَمْرِو بْنِ سَلَمَةَ قَالَفَلَمَّا كَانَتْ وَقْعَةُ أَهْلِ الْفَتْحِ بَادَرَ كُلُّ قَوْمٍ بِإِسْلَامِهِمْ وَبَدَرَ أَبِي قَوْمِي بِإِسْلَامِهِمْ فَلَمَّا قَدِمَ قَالَ جِئْتُكُمْ وَاللَّهِ مِنْ عِنْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقًّا فَقَالَ صَلُّوا صَلَاةَ كَذَا فِي حِينِ كَذَا وَصَلُّوا صَلَاةَ كَذَا فِي حِينِ كَذَا فَإِذَا حَضَرَتْ الصَّلَاةُ فَلْيُؤَذِّنْ أَحَدُكُمْ وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْثَرُكُمْ قُرْآنًا فَنَظَرُوا فَلَمْ يَكُنْ أَحَدٌ أَكْثَرَ قُرْآنًا مِنِّي لِمَا كُنْتُ أَتَلَقَّى مِنْ الرُّكْبَانِ فَقَدَّمُونِي بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَأَنَا ابْنُ سِتٍّ أَوْ سَبْعِ سِنِينَ وَكَانَتْ عَلَيَّ بُرْدَةٌ كُنْتُ إِذَا سَجَدْتُ تَقَلَّصَتْ عَنِّي فَقَالَتْ امْرَأَةٌ مِنْ الْحَيِّ أَلَا تُغَطُّوا عَنَّا اسْتَ قَارِئِكُمْ فَاشْتَزَوْا فَقَطَعُوا لِي قَمِيصًا فَمَا فَرِحْتُ بِشَيْءٍ فَرَحِي بِذَلِكَ الْقَمِيصِ

Shahih Bukhari 3963….Dari Amru bin Salamah dia berkata:…Ketika terjadi peristiwa pembebasan kota Makkah, setiap kaum bergegas menyatakan keislaman mereka, dan ayahku pun segera menyatakan keislaman kaumku, ketika ayahku datang, dia berkata: "Demi Allah, aku datang kepada kalian dari sisi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang benar. Beliau mengatakan: "Kerjakanlah oleh kalian shalat ini pada waktu begini, dan kerjakanlah oleh kalian shalat ini pada waktu begini. Jika waktu shalat telah tiba, hendaklah salah seorang diantara kalian mengumandangkan adzan, dan hendaklah yang mengimami kalian yang paling banyak hapalan Al Qur'annya." Lantas mereka saling mencermati, dan tak ada yang lebih banyak hapalan Al Qur'annya selain diriku, disebabkan aku senantiasa mendapatkannya dari para rombongan (yang lewat). Maka kemudian mereka menyuruhku maju (memimpin shalat di depan mereka), padahal umurku ketika itu baru enam atau tujuh tahun, ketika itu aku memakai kain apabila aku bersujud, kain itu tersingkap dariku. Maka salah seorang wanita dari komunitas itu berkata: "Tidakkah sebaiknya kalian menutupi dari kami dubur ahli-ahli qira'ah kalian?" Maka mereka langsung membeli dan memotong gamis untukku, sehingga aku tidak pernah bergembira dengan sesuatu sebagaimana kegembiraanku terhadap baju gamis itu.

Dalil ini kalimat “Padahal umurku ketika itu baru enam atau tujuh tahun” menunjukan bahwa bolehnya imam yang banyak hapalan al quranya walaupun anak kecil.