Tentang Kaifiyat Masbuk
Datangi Shaf Berjamaah Dengan Tenang, Setelah Siap Mulai Dengan Takbiratul Ihram, Kemudian Ikuti Rangkaian Sholat Yang Imam Lakukan, Bila Imam Telah Salam Maka Sempurnakan Rangkaian Sholat Yang Tertinggal.
Datangi Shaf Berjamaah Dengan Tenang
Setelah Siap Mulai Dengan Takbiratul Ihram
Kemudian Ikuti Rangkaian Sholat Yang Imam Lakukan
Bila Imam Telah Salam Maka Sempurnakan Rangkain Sholat Yang Tertinggal
Berikut Dalil Dan Keterangan
1. DATANGI SHAF BERJAMAAH DENGAN TENANG
Dalil
Shahih Bukhari 600: Telah menceritakan kepada kami Adam berkata: telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dzi'b berkata: telah menceritakan kepada kami dari Az Zuhri dari Sa'id bin Al Musayyab dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan dari Az Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika kalian mendengar iqamah dikumandangkan, maka berjalanlah menuju Sholat dan hendaklah kalian berjalan dengan tenang berwibawa dan jangan tergesa-gesa. Apa yang kalian dapatkan dari Sholat maka ikutilah, dan apa yang kalian tertinggal maka sempurnakanlah."
Kalimat hendaklah kalian berjalan dengan tenang berwibawa dan jangan tergesa-gesa. Menunjukan bila kita menjadi masbuk harus berjalan dengan tenang berwibawa dan jangan tergesa-gesa.
Kesimpulam mendatangi Sholat berjamaah harus dengan tenang baik sebagai jamaah dari awal atau masbuk.
2. SETELAH SIAP MULAI DENGAN TAKBIRATUL IHRAM
Dalil
…عَنْ عَلِيٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطُّهُورُ وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ…
Sunan Tirmidzi 3: …Dari Ali dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: “Kunci Sholat adalah bersuci, keharamannya adalah takbir dan penghalalannya adalah salam…."
Dalil ini menunjukan bahwa apabila mau memasuki rangkaian Sholat maka mulailah dengan takbiratul ihram tanpa kecuali sebagai masbuk.
3. KEMUDIAN IKUTI RANGKAIAN SHOLAT YANG IMAM LAKUKAN
Dalil
صحيح البخاري ٦٠٠…عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ الْإِقَامَةَ فَامْشُوا إِلَى الصَّلَاةِ وَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِينَةِ وَالْوَقَارِ وَلَا تُسْرِعُوا فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا
Shahih Bukhari 600: …Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan dari Az Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika kalian mendengar iqamah dikumandangkan, maka berjalanlah menuju Sholat dan hendaklah kalian berjalan dengan tenang berwibawa dan jangan tergesa-gesa. Apa yang kalian dapatkan dari Sholat maka ikutilah, dan apa yang kalian tertinggal maka sempurnakanlah."
Kalimat Apa yang kalian dapatkan dari Sholat maka ikutilah menunjukan bila menjadi masbuk maka maka rangkaian Sholat yang sedang imam lakukan maka kita sunnah untuk mengikuti rangkain Sholat terakhir yang imam lakukan.
4. BILA IMAM TELAH SALAM MAKA SEMPURNAKAN RANGKAIN SHOLAT YANG TERTINGGAL
Dalil
صحيح البخاري ٦٠٠…عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ الْإِقَامَةَ فَامْشُوا إِلَى الصَّلَاةِ وَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِينَةِ وَالْوَقَارِ وَلَا تُسْرِعُوا فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا
Shahih Bukhari 600: …Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan dari Az Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika kalian mendengar iqamah dikumandangkan, maka berjalanlah menuju Sholat dan hendaklah kalian berjalan dengan tenang berwibawa dan jangan tergesa-gesa. Apa yang kalian dapatkan dari Sholat maka ikutilah, dan apa yang kalian tertinggal maka sempurnakanlah."
Kalimat dan apa yang kalian tertinggal maka sempurnakanlah menunjukan sebagai masbuk harus menyempurbakan Sholat yang tertinggal.
A. Adapun Tentang Kapan Makmum Dikatakan Ketinggalan Satu Rakaat Dalam Berjamaah
Permasalahan ini terdapat dua pendapat sebagai berikut :
1. Dapat Ruku Dapat Satu Rakaat
2. Ketinggalan Al-Fatihah Ketinggalan Satu Rakaat
3. Pendapat Kami Tentang Kapan Makmum Dikatakan Ketinggalan Satu Rakaat Dalam Berjamaah
Adapun dalil dan keteranganya sebagai berikut :
Dalil 1
صحيح البخاري ٦٠٠: …عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ الْإِقَامَةَ فَامْشُوا إِلَى الصَّلَاةِ وَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِينَةِ وَالْوَقَارِ وَلَا تُسْرِعُوا فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا
Shahih Bukhari 600: …Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan dari Az Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:"Jika kalian mendengar iqamah dikumandangkan, maka berjalanlah menuju Sholat dan hendaklah kalian berjalan dengan tenang berwibawa dan jangan tergesa-gesa. Apa yang kalian dapatkan dari Sholat maka ikutilah, dan apa yang kalian tertinggal maka sempurnakanlah."
Dalil 2
. صحيح مسلم ٩٥٥: …عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَدْرَكَ رَكْعَةً مِنْ الصَّلَاةِ مَعَ الْإِمَامِ فَقَدْ أَدْرَكَ الصَّلَاةَ …
Shahih Muslim 955: …Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa mendapatkan rakaat (ruku)'pent ketika Sholat bersama imam, maka ia telah mendapatkan Sholat (satu raka'at)…
Dalil 3
سنن أبي داوود ٧٥٩: …عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا جِئْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ وَنَحْنُ سُجُودٌ فَاسْجُدُوا وَلَا تَعُدُّوهَا شَيْئًا وَمَنْ أَدْرَكَ الرَّكْعَةَ فَقَدْ أَدْرَكَ الصَّلَاةَ
Sunan Abu Daud 759: …Dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika kalian datang untuk menunaikan Sholat, sedangkan kami dalam keadaan sujud, maka ikutlah bersujud, dan janganlah kalian menghitungnya satu raka'at, dan barangsiapa mendapatkan ruku', berarti dia telah mendapatkan Sholat (satu raka'at)."
Dalil 4
سنن الدارقطني ١٢٩٨: …عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ أَدْرَكَ رَكْعَةً مِنَ الصَّلَاةِ فَقَدْ أَدْرَكَهَا قَبْلَ أَنْ يُقِيمَ الْإِمَامُ صُلْبَهُ»
Sunan Daruquthni 1298: …Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mendapatkan ruku dari Sholat sebelum imam menegakkan tulang punggungnya, maka ia telah mendapatkannya."
Dalil 5
سنن الدارقطني ١٥٨٧: …عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ أَدْرَكَ الرُّكُوعَ مِنَ [ص:321] الرَّكْعَةِ الْآخِرَةِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَلْيُضِفْ إِلَيْهَا أُخْرَى , وَمَنْ لَمْ يُدْرِكِ الرُّكُوعَ مِنَ الرَّكْعَةِ الْأُخْرَى فَلْيُصَلِّ الظُّهْرَ أَرْبَعًا»
Sunan Daruquthni 1587: …Dari Abu Hurairah. dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mendapatkan ruku' dari raka'at terakhir pada hari Jum'at, maka hendaklah dia menamhahkan satu raka'at lagi. Dan barangsiapa tidak mendapatkan ruku' dari raka'at yang terakhir (kedua), maka hendaklah mengerjakan Sholat Zhuhur empat raka'at."
Dalil 6
2683 …عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ : مَنْ أَدْرَكَ الإِمَامَ رَاكِعًا ، فَرَكَعَ قَبْلَ أَنْ يَرْفَعَ الإِمَامُ رَأْسَهُ فَقَدْ أَدْرَكَ تِلْكَ الرَّكْعَةَ
Dari ibnu Umar sesungguhnya dia berkata" barang siapa yang mendapati imam rukuk, maka rukuklah sebelum imam bangkit. Maka ia telah mendapati rakaat tersebut. (Sunan Al- Baihaqi: 2/204)
Dalil 7
…عن زيد بن وهب قال :" خرجت مع عبد الله ، يعني ابن مسعود - من داره إلى المسجد ، فلما توسطنا المسجد ركع الإمام ، فكبر عبد الله و ركع ، و ركعت معه ، ثم مشينا راكعين حتى انتهينا إلى الصف حين رفع القوم رؤوسهم ، فلما قضى الإمام الصلاة قمت و أنا أرى أني لم أدرك فأخذ عبد الله بيدي و أجلسني ثم قال : إنك قد أدركت " …
Ibnu abi syaibah" al musonaf" (1/99/1-2) dan Aththohawi dalam "syarah al maani" (1/231-232) dan thobaroni dalam "al mu'jam al Kabir (1/32/3) :…Dari Zaid bin Wahb berkata,“Aku keluar bersama Abdullah –yakni: Ibnu Mas’ud- dari rumahnya menuju masjid. Ketika kami sampai di tengah masjid, imam ruku’. Lalu Abdullah bertakbir dan ruku’, dan aku ruku’ bersamanya. Kemudian dalam keadaan ruku’ kami berjalan sehingga sampai shaf, ketika orang-orang mengangkat kepala mereka. Setelah imam menyelesaikan Sholatnya, aku berdiri, karena aku menganggap tidak mendapatkan raka’at. Namun Abdullah memegangi tanganku dan mendudukanku, kemudian berkata, “Sesungguhnya engkau telah mendapatkan (raka’at).”…
Dalil 8
…عَنْ عَبْدِ اللَّهِ يَعْنِى ابْنَ مَسْعُودٍ قَالَ : مَنْ لَمْ يُدْرِكِ الإِمَامَ رَاكِعًا لَمْ يُدْرِكْ تِلْكَ الرَّكْعَةَ
Sunan Al-Baihaqi 2681: Dari Abdullah yakni Ibnu Mas’ud ia berkata: Orang yang tidak mendapat ruku’ bersama imam, maka ia tidak mendapati Sholat
Dalil 9
مسند أحمد ١٤١١٦: …عَنْ جَابِرٍعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ لَهُ إِمَامٌ فَقِرَاءَتُهُ لَهُ قِرَاءَةٌ
Musnad Ahmad 14116: …Dari Jabir dari Nabi Shallallahu'alaihi wasallam Nabi Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang mempunyai imam (ketika Sholat) maka bacaan imam menjadi bacaannya
Dalil 10
صحيح البخاري ٦٠٠: …عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ الْإِقَامَةَ فَامْشُوا إِلَى الصَّلَاةِ وَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِينَةِ وَالْوَقَارِ وَلَا تُسْرِعُوا فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا
Shahih Bukhari 600: …Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan dari Az Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:"Jika kalian mendengar iqamah dikumandangkan, maka berjalanlah menuju Sholat dan hendaklah kalian berjalan dengan tenang berwibawa dan jangan tergesa-gesa. Apa yang kalian dapatkan dari Sholat maka ikutilah, dan apa yang kalian tertinggal maka sempurnakanlah."
Dalil 11
125 - حَدَّثَنَا مَحْمُودٌ قَالَ: حَدَّثَنَا الْبُخَارِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مِرْدَاسٍ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عِيسَى أَبُو خَلَفٍ الْخَزَّازُ، عَنْ يُونُسَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ أَبِي بَكْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى صَلَاةَ الصُّبْحِ، فَسَمِعَ نَفَسًا شَدِيدًا أَوْ بَهَرًا مِنْ خَلْفِهِ، فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِأَبِي بَكْرَةَ: «أَنْتَ صَاحِبُ هَذَا النَّفَسِ؟» قَالَ: نَعَمْ، جَعَلَنِي اللَّهُ فِدَاكَ، خَشِيتُ أَنْ تَفُوتَنِي رَكْعَةٌ مَعَكَ فَأَسْرَعْتُ الْمَشْيَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: زَادَكَ اللَّهُ حِرْصًا وَلَا تَعُدْ صَلِّ مَا أَدْرَكْتَ وَاقْضِ مَا سَبَقَ "
Al-Qiraah khalf Al-Imam Lil Bukhari 1:48) Syamila / (Lihat, ad-Dirayah fi Takhrij Ahaditsil Hidayah, I:171; Nashbur Rayah, II:26; Syarah az-Zarkasyi, al-Ilmam libni Daqiqil ‘Ied, I:216)… (terdapat perintah dari Nabi kepada Abu Bakrah untuk menambah rakaat yang terlewat itu dengan kalimat) … Lakukanlah apa yang kamu dapati dan sempurnakanlah apa yang terlewat…
Dalil 12
وروى الطحاوي بإسناد حسن عن أبي هريرة مرفوعا: إذا أتى أحدكم الصلاة فلا يركع دون الصف حتى يأخذ مكانه من الصف
Dalam Fathul Bari, 2/269… Dan Athahawi telah meriwayatkan dari Abu Hurairah secara marfu’ "Jika salah seorang di antara kalian mendatangi Sholat, jangan rukuk sebelum shaf sampai mengambil tempat dalam shaf."
Dalil 13
…عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ قَالَ: إِنْ أَدْرَكْتَ القَوْمَ رُكُوعًا لَمْ تَعْتَدَّ بِتِلْكَ الرَّكْعَةِ . – رَوَاهُ البُخَارِيُّ فِي القِرَاءَةِ خَلْفَ اِلإمَامِ وَهَذَا هُوَ المَعْرُوفُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ مَوْقُوفًا
Riwayat Al-Bukhari dalam Al-Qiraah khalf Al-Imam dan dia mengetahui dari Abu Hurairah secara mauquf. (Lihat, ad-Dirayah fi Takhrij Ahaditsil Hidayah, I:171; Nashbur Rayah, II:26; Syarah az-Zarkasyi, al-Ilmam libni Daqiqil ‘Ied, I:216) … Dari Abu Huraerah bahwasannya ia mengatakan,”Siapa yang menyusul kaum sedang ruku, maka janganlah menghitung ruku itu”
Dalil 14
…عن أبي هريرة أنه صلى الله عليه وسلم قال: من أدرك الإمام في الركوع فليركع معه وليعد الركعة، وقد رواه البخاري في القراءة خلف الإمام من حديث أبي هريرة…
Riwayat Al-Bukhari dalam Al-Qiraah khalf Al-Imam dan dia mengetahui dari Abu Hurairah secara mauquf : … Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi saw bersabda: Barang siapa dapati imam sedang di dalam ruku maka hendaklah ia ruku Bersama dia, tetapi hendaklah ia ulangi rakaat itu.
Dalil 15
صحيح البخاري ٥٧٨٢: …عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ… إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَأَسْبِغْ الْوُضُوءَ ثُمَّ اسْتَقْبِلْ الْقِبْلَةَ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ بِمَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَسْتَوِيَ قَائِمًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا… عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا
Shahih Bukhari 5782: … Dari Abu Hurairah… Selanjutnya beliau bersabda: 'Jika kamu hendak mengerjakan Sholat, maka sempurnakanlah wudlu', lalu menghadap ke arah Kiblat, setelah itu bertakbirlah, kemudian bacalah Al Qur'an yang mudah bagimu. Kemudian ruku'lah hingga kamu benar-benar ruku' dan bangkitlah dari ruku' hingga kamu berdiri tegak. Lalu sujudlah kamu hingga kamu benar-benar sujud, dan bangkitlah hingga kamu benar-benar duduk, setelah itu sujudlah hingga kamu benar-benar sujud, lalu bangkitlah hingga kamu benar-benar duduk, dan Kerjakanlah semua hal tersebut pada setiap Sholatmu."… dari Abu Hurairah dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kemudian bangkitlah (dari sujud) hingga kamu benar-benar duduk."
Dalil 16
صحيح البخاري ٧٣٤: …عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِي الظُّهْرِ فِي الْأُولَيَيْنِ بِأُمِّ الْكِتَابِ وَسُورَتَيْنِ وَفِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُخْرَيَيْنِ بِأُمِّ الْكِتَابِ وَيُسْمِعُنَا الْآيَةَ وَيُطَوِّلُ فِي الرَّكْعَةِ الْأُولَى مَا لَا يُطَوِّلُ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ وَهَكَذَا فِي الْعَصْرِ وَهَكَذَا فِي الصُّبْحِ
Shahih Bukhari 734: … Dari 'Abdullah bin Abu Qatadah dari Bapaknya, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam Sholat Dhuhur membaca Al Fatihah dan dua surah pada dua rakaat pertama. Dan pada dua rakaat akhir membaca Al Fatihah, yang terkadang ayat yang beliau baca terdengar…
Dalil 17
صحيح البخاري ٧١٤: عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
Shahih Bukhari 714: .…Dari 'Ubadah bin Ash Shamit, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:"Tidak ada Sholat bagi yang tidak membaca Faatihatul Kitab (Al Fatihah)."
1. Pendapat Dapat Ruku Dapat Satu Rakaat
Dalil 1 kalimat Dia pernah mendapati Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sedang rukuk, maka dia pun ikut rukuk sebelum sampai ke dalam barisan shaf " menunjukan bahwa abu bakrah melakukan hal tersebut demi mendapat satu rakaat sedangkan kalimat Semoga Allah menambah semangat kepadamu, namun jangan diulang kembali." Menunjukan agar abu barkah lebih bersemangat dalam berjamaah dan Sholatnya sah terbukti nabi tidak memerintahkan untuk mengulanginya lagi Sementara kalimat sabda Nabi وَلاَ تعد , maknanya : janganlah engkau mengulangi Sholatmu, karena sudah sah.
Dalil 2 kalimat "Barangsiapa mendapatkan rakaat (ruku)'pent ketika Sholat bersama imam, maka ia telah mendapatkan Sholat (satu raka'at).pent" Menunjukan bahwa Ketika seorang makmum mendapatkan ruku dengan sempurna maka makmum tersebut mendapat satu rakat (makna ini bersifat mazaji).
Dalil 3 kalimat barangsiapa mendapatkan ruku', berarti dia telah mendapatkan Sholat (satu raka'at -pent)." Menunjukan bila makmum mendapat ruku mendapat satu rakaat (Status dalil ini terdapat ikhtilaf).
Dalil 4 kalimat "Barangsiapa mendapatkan ruku dari Sholat sebelum imam menegakkan tulang punggungnya, maka ia telah mendapatkannya." Menunjukan bila makmum mendapat ruku mendapat satu rakaat (Status dalil ini terdapat ikhtilaf).
Dalil 5 kalimat "Barangsiapa mendapatkan ruku' dari raka'at terakhir pada hari Jum'at, maka hendaklah dia menamhahkan satu raka'at lagi. Dan barangsiapa tidak mendapatkan ruku' dari raka'at yang terakhir (kedua), maka hendaklah mengerjakan Sholat Zhuhur empat raka'at." Menunjukan bila makmum mendapat ruku mendapat satu rakaat (Status dalil ini terdapat ikhtilaf).
Dalil 6 kalimat barang siapa yang mendapati imam rukuk, maka rukuklah sebelum imam bangkit. Maka ia telah mendapati rakaat tersebut. Menunjukan bila makmum mendapat ruku mendapat satu rakaat (Status dalil ini terdapat ikhtilaf).
Dalil 7 kalimat Ibnu Mas’ud- dari rumahnya menuju masjid. Ketika kami sampai di tengah masjid, imam ruku’. Lalu Abdullah bertakbir dan ruku’, dan aku ruku’ bersamanya. Kemudian dalam keadaan ruku’ kami berjalan sehingga sampai shaf, ketika orang-orang mengangkat kepala mereka. Setelah imam menyelesaikan Sholatnya, aku berdiri, karena aku menganggap tidak mendapatkan raka’at. Namun Abdullah memegangi tanganku dan mendudukanku, kemudian berkata,“Sesungguhnya engkau telah mendapatkan (raka’at).” Menunjukan bila makmum mendapat ruku mendapat satu rakaat (Status dalil ini terdapat ikhtilaf).
Dalil 8 kalimat Orang yang tidak mendapat ruku’ bersama imam, maka ia tidak mendapati Sholat. Menunjukan bila makmum mendapat ruku mendapat satu rakaat (Status dalil ini terdapat ikhtilaf).
Dalil 9 kalimat “Barangsiapa yang mempunyai imam, maka bacaan imam menjadi bacaannya juga.” Menunjukan bahwa imam atau seorang yang Sholat sendirian wajib membaca Al-Fatihah. Sedangkan makmum yang masbuk tidak perlu membacanya, karena terwakili oleh bacaan imam sudah menjadi bacaan bagi makmum.
Kesimpulan abu bakrah seorang sahabat demi mendapat ruku (mendapat satu rakaat) sampai-sampai ruku sebelum sampai pada shaf, tetapi tidak diperintahkan untuk mengulang Sholat artinya Sholatnya tetap sah (mendapat satu rakaat). hal ini diperkuat oleh sahabat-sahabat yang lain. Adapun mengenai rukun membaca Al-Fatihah bagi makmum yang masbuk sudah cukup baginya bacaan imam dengan dasar bacaan imam bacaan makmum. Artinya mendapatkan ruku imam berarti mendapatkan satu rakaat.
Mari Perhatikan Pendapat Ulama
1) Nawawi dalam Al Majmu’, 4/112 “Inilah pendapat yang kami kuatkan, yaitu didapatkannya rakaat dengan mendapati rukuk. Inilah pendapat yang benar yang dinyatakan oleh Asy Syafi’i dan juga merupakan pendapat jumhur ulama Syafi’iyyah dan juga jumhur ulama. Banyak hadits-hadits yang mendasarinya dan ini yang diterapkan oleh para ulama. Memang ada pendapat yang lemah dan aneh yang menyatakan bahwa tidak didapatkan rakaat dengan didapatkannya rukuk”
2) Ibnu Badran dalam, Hasyiyah ‘ala Akhsharil Mukhtasharat, 120 memberi tiga syarat mendapat ruku yaitu :
a) Makmum bertakbir dalam keadaan berdiri (sempurna),
b) Dia rukuk ketika imam masih rukuk,
c) Dia tidak ragu apakah rukuknya tersebut ketika imam masih rukuk juga ataukah ketika imam sudah mulai berdiri”
3) Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dalam Majmu Fatawa War Rasail, 13/128 menjelaskan, masbuq jika ia masuk ke dalam Sholat ketika imam sudah ruku’ atau sebelum ruku’ namun tidak memungkinkan lagi untuk membaca Al-Fatihah, maka dalam keadaan ini kewajiban membaca Al Fatihah gugur darinya.
2. Pendapat Ketinggalan Al-Fatihah Ketinggalan Satu Rakaat
Dalil 10 dan 1 kalimat maka berjalanlah menuju Sholat dan hendaklah kalian berjalan dengan tenang berwibawa dan jangan tergesa-gesa. Menunjukan bahwa bila mengikuti Sholat berjamaah harus dilakukan dengan tenang dan jangan tergesa-gesa dan kalimat Apa yang kalian dapatkan dari Sholat maka ikutilah, dan apa yang kalian tertinggal maka sempurnakanlah menunjukan agar tenang mendatangi Sholat berjamaah dan larangan tergesa-gesa kepada masbuk, kemudian dilanjutkan untuk mengikuti rangkaian Sholat yang imam lakukan serta menambah atau menyempurnakan kekurangan rangkaian Sholat bila kita sebagai masbuk serta kalimat namun jangan diulang kembali Menunjukan perbuatan tersebut agar jangan dilakukan Kembali yang berarti larangan penuh mendatangi imam dengan ruku sebelum masuk barisan.
Dalil 11 kalimat Lakukanlah apa yang kamu dapati dan sempurnakanlah apa yang terlewat menunjukan bahwa abu bakrah agar menambah jumlah rakaat, yang berarti ruku yang didapat tidak dihitung satu rakaat.
Dali 12 kalimat Apabila seseorang diantara kamu mendatangi Sholat (berjamaah), maka jangan ruku diluar shaf, hingga menempati tempatnya pada shaf itu”. Menunjukan, bahwa mendatangi shaf dengan berjalan sambil ruku tidak boleh dilakukan.
Dalil 13 kalimat Dari Abu Huraerah bahwasannya ia mengatakan,”Siapa yang menyusul kaum sedang ruku, maka janganlah menghitung ruku itu” menunjukan dengan jelas dapat ruku tidak dapat rakaat.
Dalil 14 kalimat Dari Abu Huraerah, bahwa Nabi saw bersabda Barang siapa dapati imam sedang di dalam ruku maka hendaklah ia ruku Bersama dia, tetapi hendaklah ia ulangi rakaat itu menunjukan Kembali dengan jelas dapat ruku tidak dapat rakaat
Dalil 15 kalimat kemudian bacalah Al Qur'an yang mudah bagimu. Kemudian ruku'lah hingga kamu benar-benar ruku' dan bangkitlah dari ruku' hingga kamu berdiri tegak. Lalu sujudlah kamu hingga kamu benar-benar sujud, dan bangkitlah hingga kamu benar-benar duduk, setelah itu sujudlah hingga kamu benar-benar sujud, lalu bangkitlah hingga kamu benar-benar duduk, dan Kerjakanlah semua hal tersebut pada setiap Sholatmu."… dari Abu Hurairah dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kemudian bangkitlah (dari sujud) hingga kamu benar-benar duduk." Menunjukan satu rakaat terdiri dari membaca Al-Fatihah (qiyam), ruku, Itidal, dua kali sujud, duduk antara dua sujud dan atau tasyahud dan semuanya adalah rukun.
Dalil 16 dan 17 kalimat dalam Sholat Dhuhur membaca Al Fatihah dan dua surah pada dua rakaat pertama. Dan pada dua rakaat akhir membaca Al Fatihah dan kalimat Tidak ada Sholat bagi yang tidak membaca Faatihatul Kitab menunjukan Al-Fatihah rukun dibaca disetiap rakaat
Dalil 2 kalimat Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa mendapatkan rakaat (ruku)'pent ketika Sholat bersama imam, maka ia telah mendapatkan Sholat (satu raka'at) Perhatikan kalimat:
مَنْ أَدْرَكَ رَكْعَةً مِنْ الصَّلَاةِ مَعَ الْإِمَامِ فَقَدْ أَدْرَكَ الصَّلَاةَ
Kalimat مَنْ أَدْرَكَ رَكْعَةً artinya rakaat (terdiri dari qiyam (bacaan Al-Fatihah), rukuk, I’tidal, dua sujud, duduk antara dua sujud dan atau duduk tahiyyat) berarti menunjukan satu rakaat. dan kalimat أَدْرَكَ الصَّلَاةَ artinya mendapat Sholat (seluruh pahala Sholat berjama’ah) arti ini secara hakiki, syara’ dan ‘urf (kebiasaan), dengan demikian tidak mungkin kalimat ini dapat di artikan ruku dan rakaat, kecuali ada qorinah yang menunjukan untuk di maknai mazazi, sementara dalam tekstual dalil ini tidak terdapat qorinah yang dimaksud, Assyaukani dalam nailul Authar, 2:245 mengatakan : “Hadits tersebut bukan dalil untuk pendapat mereka, karena anda pasti tahu bahwa rakaat itu mencakup semua aspek: bacaan, rukun-rukunnya secara hakiki, syara maupun urf (kebiasaan). Kedua arti tersebut harus didahulukan dari pada arti menurut bahasa. Demikian ketetapan para ahli ushul fiqh”.
Kesimpulan dalil bila kita menjadi masbuk datangi dengan tenang dan jangan tergesa-gesa,(dalil 1 dan 11-10) bila dihadapakan dengan posisi imam sedang ruku jangan datangi dengan ruku sambil berjalan menuju shaf,tetapi masuki shaf kemudian ruku (dalil 12-15), mendapati atau tidak ruku imam ulangi rakaat tersebut dan jangan menghitungnya mendapat satu rakaat, inilah perintah nabi SAW dan sahabat, disamping itu kalaupun mendapat ruku berarti kita kehilangan qiyam yang didalamnya ada Al-Fatihah yang bersifat rukun Sholat, maka pantaslah bila kita tidak menghitungnya satu rakaat, dan ketinggalan rakaat tersebut sempurnakanlah. Dengan demikian ketinggalan Al-Fatihah berarti ketinggalan satu rakaat (dalil 2 dan 16-17).
Kesimpulan Al-Fatihah berarti ketinggalan satu rakaat.
Mari Perhatikan Pendapat Para Ulama
1. Imam Bukhari
فَلَيْسَ لِأَحَدٍ أَنْ يَعُودَ لِمَا نَهَى النَّبِيُّ صلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْهُ وَلَيْسَ فِي جَوَابِهِ أَنَّهُ اعْتَدَّ بِالرُّكُوعِ عَنِ الْقِيَامِ وَالْقِيَامُ فَرْضٌ فِي الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ
“Seseorang tidak boleh kembali kepada sesuatu yang telah dilarang oleh Nabi dan pada jawaban Nabi tidak terdapat keterangan bahwa beliau menganggap sah dengan rukuk sebagai ganti qiyam, sedangkan qiyam adalah fardhu dalam Al-Qur’an dan Sunnah.” (Lihat, Al-Qira’ah Khalf al-Imam, hal. 77).
2. Ibn Hazm dalam Al-Muhalla di ambil dari Aunul Ma’bud, 3:141 membahas mengenai hadits Abi Bakrah, menurutnya bahwa hadits tersebut tidak bisa dijadikan hujjah oleh mereka dalam hal termaksud, yaitu termasuk rakaat asal mendapatkan ruku. Karena pada hadits tersebut tidak dinyatakan cukup terhitung rakaat.
3. Keputusan Sidang Dewan Hisbah Persis MENIMBANG:
1) Perlu kejelasan dan ketegasan status hukum tentang makmum masbuk mendapatkan ruku imam, apakah mendapatkan rakaat atau tidak.
2) Persatuan Islam menyatakan bahwa ketinggalan bacaan al-Fatihah walaupun sebagian adalah ketinggalan rakaat.
3) Kemunculan fatwa bahwa jika makmum masbuq mendapatkan ruku bersama imam, sebelum imam bangkit dari ruku’nya, dia mendapatkan rakaat tersebut.
4) Hadis-hadis tentang masbuk mendapatkan imam sedang ruku dihitung rakaat adalah dhaif.
5) Terjadi perbedaan penafsiran istilah raka’at dan ruku’.
6) Perbedaan pemahaman terhadap hadis tentang peristiwa Abu Bakrah yang melakukan ruku sejak sebelum masuk shaf.
7) Qiyam dengan sempurna adalah rukun dan Qiraah (Fatihah) merupakan syarat sahnya qiyam.
Dengan demikian Dewan Hisbah Persatuan Islam MENGISTINBATH:
1) Yang dimaksud satu rakaat itu adalah qiyam (baca al-fatihah), ruku, i’tidal ruku, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud.
2) Makmum yang mendapatkan imam sedang ruku berarti telah tertinggal salah satu rukun rakaat, yaitu qiyam (bacaan al-fatihah).
3) Makmum yang mendapatkan imam sedang ruku harus menyempurnakan ketinggalan rakaat itu.
3. Pendapat Kami Tentang Kapan Makmum Dikatakan Ketinggalan Satu Rakaat Dalam Berjamaah
Setelah menelaah dengan seksama kami berkesimpulan bahwa tertinggal satu huruf Al-Fatihah berarti tertinggal satu rakaat, dengan demikian menolak pendapat mendapat rukuk imam berarti mendapat satu rakaat adapun alasanya sebagai berikut :
1) Makna hadist tujuan Abu Barkah mendatangi Sholat dengan mengejar ruku secara tekstual dan kontekstual tidak menunjukan agar mendapat satu rakaat.
2) Secara tekstual Makna hadist jangan mengulangi dapat diartikan Kembali pada kalimat sebelumnya yaitu tidak usah mengulangi Sholat (yang berarti boleh ruku sambil berjalan mendatangi shaf) tidak tepat karena ada qorinah tidak menunjukan hal tersebut yaitu perintah untuk mendatangi shaf dengan tenang dan jangan tergesa-gesa.
3) Kedudukan hadist penguat mendapat ketinggalan qiyam yang di dalamnya terdapat surat Al-Fatihah maka ketinggalan satu rakaat atau ketinggalan Al-Fatihah lebih baik (hasan) dari pada kedudukan hadist penguat mendapat ruku mendapat rakaat (dhoif).
a. Kedudukan Hadist-Hadist Mendapat Ketinggalan Qiyam Yang Di Dalamnya Terdapat Surat Al-Fatihah Maka Ketinggalan Satu Rakaat Atau Ketinggalan Al-Fatihah Lebih Baik (Hasan)
Dalil 1
125 - حَدَّثَنَا مَحْمُودٌ قَالَ: حَدَّثَنَا الْبُخَارِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مِرْدَاسٍ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عِيسَى أَبُو خَلَفٍ الْخَزَّازُ، عَنْ يُونُسَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ أَبِي بَكْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى صَلَاةَ الصُّبْحِ، فَسَمِعَ نَفَسًا شَدِيدًا أَوْ بَهَرًا مِنْ خَلْفِهِ، فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِأَبِي بَكْرَةَ: «أَنْتَ صَاحِبُ هَذَا النَّفَسِ؟» قَالَ: نَعَمْ، جَعَلَنِي اللَّهُ فِدَاكَ، خَشِيتُ أَنْ تَفُوتَنِي رَكْعَةٌ مَعَكَ فَأَسْرَعْتُ الْمَشْيَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: زَادَكَ اللَّهُ حِرْصًا وَلَا تَعُدْ صَلِّ مَا أَدْرَكْتَ وَاقْضِ مَا سَبَقَ "
Al-Qiraah khalf Al-Imam Lil Bukhari 1:48) Syamila / (Lihat, ad-Dirayah fi Takhrij Ahaditsil Hidayah, I:171; Nashbur Rayah, II:26; Syarah az-Zarkasyi, al-Ilmam libni Daqiqil ‘Ied, I:216)… (terdapat perintah dari Nabi kepada Abu Bakrah untuk menambah rakaat yang terlewat itu dengan kalimat) … Lakukanlah apa yang kamu dapati dan sempurnakanlah apa yang terlewat…
Dalil 2
وروى الطحاوي بإسناد حسن عن أبي هريرة مرفوعا: إذا أتى أحدكم الصلاة فلا يركع دون الصف حتى يأخذ مكانه من الصف
Dan Athahawi telah meriwayatkan dari Abu Hurairah secara marfu’ "Jika salah seorang di antara kalian mendatangi Sholat, jangan rukuk sebelum shaf sampai mengambil tempat dalam shaf." ( Fathul Bari, 2/269).
Dalil 3
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ قَالَ: إِنْ أَدْرَكْتَ القَوْمَ رُكُوعًا لَمْ تَعْتَدَّ بِتِلْكَ الرَّكْعَةِ . – رَوَاهُ البُخَارِيُّ فِي القِرَاءَةِ خَلْفَ اِلإمَامِ وَهَذَا هُوَ المَعْرُوفُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ مَوْقُوفًا
Dari Abu Huraerah bahwasannya ia mengatakan,”Siapa yang menyusul kaum sedang ruku, maka janganlah menghitung ruku itu” ( Riwayat Al-Bukhari dalam Al-Qiraah khalf Al-Imam dan dia mengetahui dari Abu Hurairah secara mauquf. (Lihat, ad-Dirayah fi Takhrij Ahaditsil Hidayah, I:171; Nashbur Rayah, II:26; Syarah az-Zarkasyi, al-Ilmam libni Daqiqil.
Dalil 4
عن أبي هريرة أنه صلى الله عليه وسلم قال: من أدرك الإمام في الركوع فليركع معه وليعد الركعة، وقد رواه البخاري في القراءة خلف الإمام من حديث أبي هريرة…
Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi saw bersabda: Barang siapa dapati imam sedang di dalam ruku maka hendaklah ia ruku Bersama dia, tetapi hendaklah ia ulangi rakaat itu. dan sungguh imam bukhori telah meriwayatkan dalam Al-Qiraah khalf Al-Imam dari hadist Abu Hurairah.
b. Kedudukan Hadist-Hadist Mendapat Ruku Mendapat Rakaat Dhoif
Dalil 1
سنن أبي داوود ٧٥٩: …حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ أَبِي سُلَيْمَانَ …عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا جِئْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ وَنَحْنُ سُجُودٌ فَاسْجُدُوا وَلَا تَعُدُّوهَا شَيْئًا وَمَنْ أَدْرَكَ الرَّكْعَةَ فَقَدْ أَدْرَكَ الصَّلَاةَ
Sunan Abu Daud 759: … telah menceritakan Yahya bin Abi Sulaiman …Dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika kalian datang untuk menunaikan Sholat, sedangkan kami dalam keadaan sujud, maka ikutlah bersujud, dan janganlah kalian menghitungnya satu raka'at, dan barangsiapa mendapatkan ruku', berarti dia telah mendapatkan Sholat (satu raka'at)."
Tentang rawi
Nama Lengkap : Yahya bin Abi Sulaiman
Kalangan : Tabi'in (tdk jumpa Shahabat)
Kuniyah : Abu Shalih
Negeri semasa hidup : Madinah
ULAMA KOMENTAR
Al Bukhari : Munkarul hadits
Abu Hatim : Mudltharribul hadits
Ibnu Hibban : Disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Hakim : Tsiqah
Ibnu Hajar al 'Asqalani : Layyinul hadits
Kesimpulan hadist ini dhoif.
Dalil 2
سنن الدارقطني ١٢٩٨: …حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ حُمَيْدٍ …عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ أَدْرَكَ رَكْعَةً مِنَ الصَّلَاةِ فَقَدْ أَدْرَكَهَا قَبْلَ أَنْ يُقِيمَ الْإِمَامُ صُلْبَهُ»
Sunan Daruquthni 1298: … telah menceritakan Yahya bin Humaid …Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mendapatkan ruku dari Sholat sebelum imam menegakkan tulang punggungnya, maka ia telah mendapatkannya."
Nama : Yahya bin Humaid
Tertulis dalam catatan kaki al-Mughni atas sunan Daruquthni, dalam hadits termaksud ada rawi bernama Yahya bin Humaid. Menurut al-Bukhari tidak terdapat mutabi (jalan lain yang menguatkan haditsnya) dan juga dinyatakan dhaif oleh Daraquthni (Aunul Ma’bud, 3:148)
Kesimpulan hadist ini dhoif.
Dalil 3
سنن الدارقطني ١٥٨٧: …عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ أَدْرَكَ الرُّكُوعَ مِنَ [ص:321] الرَّكْعَةِ الْآخِرَةِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَلْيُضِفْ إِلَيْهَا أُخْرَى , وَمَنْ لَمْ يُدْرِكِ الرُّكُوعَ مِنَ الرَّكْعَةِ الْأُخْرَى فَلْيُصَلِّ الظُّهْرَ أَرْبَعًا»
Sunan Daruquthni 1587: …Dari Abu Hurairah. dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mendapatkan ruku' dari raka'at terakhir pada hari Jum'at, maka hendaklah dia menamhahkan satu raka'at lagi. Dan barangsiapa tidak mendapatkan ruku' dari raka'at yang terakhir (kedua), maka hendaklah mengerjakan Sholat Zhuhur empat raka'at."
Sanadnya dha'if. HR. Adz-Dzahabi di dalam Al Mizan (2/2457), dia menukil perkataan Ibnu Al Qaththan tentang Sulaiman bin Abu Daud, perkataannnya, Sulaiman tidak dikenal.
Isnadnya lemah juga: Al Hakim (1/180). Di dalam sanadnya terdapat Sulaiman bin Abu Daud Al Harrani, ia lemah juga.
Sanadnya dha‘if. Menurut saya (majdi bin manshur bin sayyid) Sulaiman bin Abi Daud, Al Bukhari mengatakan, munkarul hadits. Ibnu Hibban mengatakan, tidak bisa dijadikan sebagai hujjah.
Dalil 4
2683 …عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ : مَنْ أَدْرَكَ الإِمَامَ رَاكِعًا ، فَرَكَعَ قَبْلَ أَنْ يَرْفَعَ الإِمَامُ رَأْسَهُ فَقَدْ أَدْرَكَ تِلْكَ الرَّكْعَةَ
Dari ibnu Umar sesungguhnya dia berkata" barang siapa yang mendapati imam rukuk, maka rukuklah sebelum imam bangkit. Maka ia telah mendapati rakaat tersebut. (Sunan Al- Baihaqi: 2/204)
Riwayat ini dhaif karena pada sanadnya terdapat rawi bernama Walid bin Muslim. Abu hatim mengatakan “Sering waham (sering salah)” dan pada riwayat lainnya beliau berkata “sering keliru”. (Tahqiq ‘ala Tahdzibul kamal, XXXI:94)
Dalil 5
HR. Al-Baihaqi, as-Sunanul Kubra, / Ath-Thabarani, al-Mu’jamul Kabir, IX:270/"irwau gholil" (nomor 119)
عن زيد بن وهب قال :" خرجت مع عبد الله ، يعني ابن مسعود - من داره إلى المسجد ، فلما توسطنا المسجد ركع الإمام ، فكبر عبد الله و ركع ، و ركعت معه ، ثم مشينا راكعين حتى انتهينا إلى الصف حين رفع القوم رؤوسهم ، فلما قضى الإمام الصلاة قمت و أنا أرى أني لم أدرك ، فأخذ عبد الله بيدي و أجلسني ثم قال : إنك قد أدركت " . أخرجه ابن أبي شيبة في " المصنف " ( 1 / 99 / 1 - 2 ) والطحاوي في " شرح المعانى " ( 1 / 231 - 232 ) و الطبراني في " المعجم الكبير " ( 3 / 32 /1 ) و البيهقي في " سننه " ( 2 / 90 - 91 ) بسند صحيح .
و له عند الطبراني طرق أخرى . و هذه الآثار تدل على شيء آخر غير ما دل الحديث عليه . و هو أن من أدرك الركوع مع الإمام فقد أدرك الركعة ، و قد ثبت ذلك من قول ابن مسعود و ابن عمر بإسنادين صحيحين عنهما ، و قد خرجتهما في " إرواء الغليل " ( رقم 119 ) و فيه حديث حسن مرفوع عن أبي هريرة خرجته هناك .
…Dari Zaid bin Wahb berkata,“Aku keluar bersama Abdullah –yakni: Ibnu Mas’ud- dari rumahnya menuju masjid. Ketika kami sampai di tengah masjid, imam ruku’. Lalu Abdullah bertakbir dan ruku’, dan aku ruku’ bersamanya. Kemudian dalam keadaan ruku’ kami berjalan sehingga sampai shaf, ketika orang-orang mengangkat kepala mereka. Setelah imam menyelesaikan Sholatnya, aku berdiri, karena aku menganggap tidak mendapatkan raka’at. Namun Abdullah memegangi tanganku dan mendudukanku, kemudian berkata,“Sesungguhnya engkau telah mendapatkan (raka’at), 'dikeluarkan oleh ibnu abi syaibah" al musonaf" (1/99/1-2) dan Aththohawi dalam "syarah al maani" (1/231-232) dan thobaroni dalam "al mu'jam al kabir(1/32/3) dan baehaqi dalam "sunannya" dengan sanad shohih, dan baginya pada thobaroni jalan lain. dan hadits ini menunjukan pada sesuatu yang lain , selain apa-apa yang menunjukan hadits padanya. yaitu sesungguhnya barang siapa yang mendapatkan ruku bersama imam maka sungguh ia telah mendapatkan rokaat. dan sungguh telah di tetapkan itu dari perkataan ibnu masud dan ibnu umar dengan dua sanad yang shohih. dari keduanya dan sungguh telah mengeluarkan keduanya dalam irwau gholil" (nomor 119) dan dalam hadits hasan marfu dari Abi hurairoh di keluarkannya padanya.
Dalil 6
2681- …عَنْ عَبْدِ اللَّهِ يَعْنِى ابْنَ مَسْعُودٍ قَالَ : مَنْ لَمْ يُدْرِكِ الإِمَامَ رَاكِعًا لَمْ يُدْرِكْ تِلْكَ الرَّكْعَةَ
Sunan Al-Baihaqi 2681: …Dari Abdullah yakni Ibnu Mas’ud ia berkata: Orang yang tidak mendapat ruku’ bersama imam, maka ia tidak mendapati Sholat.
Dalil 7
Rawi Bernama Abdullah bin Yazid an-Nakha’I. Ia menerima dari Zaid bin Ahmar, dari Ibnu Mas’ud, anakha’I tercatat mempunyai 4 orang guru, namun tidak ada satupun yang bernama Zaid bin Ahmar. Disamping itu Zaid bin Ahmar tidak tercatat pada kitab-kitab rijal (kitab-kitab tentang rawi).Namun yang tercatat bernama Yazid bin al-Ahmar (Lihat Tahdzibul Kamal, XVI:310).
Seandainya yang dimaksud dengan Zaid bin Ahmar itu adalah yazid, tetap sanad hadits munqathi, karena ia tidak pernah menerima hadits dari Ibnu Mas’ud. Tetapi ia hanya menerima hadits dari Hudzaifah bin al-Yaman (Lihat Ats-Tsiqat, V:535) sanad inipun munqathi (terputus), Pada riwayat Ath-Thabarani dari Qatadah, dari Ibnu Mas’ud terjadi inqitha (terputus) sanadnya, yakni ghair mu’asharah (tidak sezaman) antara Qatadah bin Di’amah dengan Ibnu Mas’ud, sebab Ibnu Mas’ud wafat Tahun 32H/652 M (lihat Tadzkirul Hufazh, Juz I:14) sedangkan Qatadah bin Di’amah lahir 29 Tahun setelah Ibnu Mas’ud wafat, yakni Tahun 61 H/680 M, (Lihat Tahdzibul Kamal, XXIII:517)
Kesimpulan hadist ini dhoif.
Dalil 8
Rawi Bernama Khalid bin Khadzdza (ia menerima), dari Alin bin Al-Aqmar, dari Abdul Ahwash” sanad ini munqathi (terputus), karena Khalid bin al-Hadzdza tercatat mempunyai 40 orang guru, namun tidak ada satupun yang bernama Ali bin Aqmar (lihat Tahdzibul kamal, VIII:178-179). Demikian pula dengan halnya Ali bin Aqmar tercatat mempunyai 17 orang murid, namun tidak ada satupun yang bernama Khalid bin Khadzdza (lihat Tahdzibul kamal, XX:324.
Kesimpulan hadist ini dhoif.
1) Makna awal rakaat adalah qiyam (baca al-fatihah), ruku, i’tidal, ruku, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud, dan semua rangkaian ini adalah rukun Sholat, sehingga harus dengan dalil yang benar-benar shohih untuk membolehkan meninggalkanya. Dan pengertian rakaat di artikan mendapat ruku dan Sholat di artikan satu rakaat pada hadist muslim no 955 tidak memiliki qorinah yang menunjukan makna tersebut.
A. Adapun Tentang Masbuk Berjamaah
Dalil 1
Shahih Bukhari 609: … Dari 'Abdullah bin 'Umar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:"Sholat berjama'ah lebih utama dibandingkan Sholat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat."
Dalil 2
Sunan Abu Daud 467:… dari Ubay bin Ka'ab dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengerjakan Sholat Shubuh bersama kami, lalu beliau bersabda:… Sesungguhnya Sholat seseorang yang berjama'ah dengan satu orang, adalah lebih baik daripada Sholat sendirian. Dan Sholatnya bersama dua orang jama'ah, adalah lebih baik daripada Sholat bersama seorang jamaah. Semakin banyak jama'ahnya, maka semakin dicintai oleh Allah Ta'ala."
Dalil 3
Shahih Muslim 830: …dari Al Aswad dan Alqamah keduanya berkata:
Kami mendatangi Abdullah bin Mas'ud di rumahnya, ... Tatkala telah selesai Sholat dia berkata: … Apabila kamu bertiga, Sholatlah bersama-sama, dan apabila kamu lebih banyak, angkatlah salah seorang menjadi imam.
Dalil 4
Musnad Ahmad 2902: … Dari Amru bin Dinar bahwa Kuraib telah mengkabarkan kepadanya bahwa Ibnu Abbas berkata: aku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada akhir malam, lalu aku Sholat di belakang beliau, kemudian beliau meraih tanganku hingga menempatkanku sejajar dengan beliau …
Dalil 5
Sunan Abu Daud 487: … Dari Abu Sa'id Al Khudri bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melihat seorang laki-laki sedang mengerjakan Sholat sendirian, maka beliau bersabda: "Adakah seseorang yang mau bersedekah kepada orang ini dengan mengerjakan Sholat bersamanya?"
Dalil 6
Shahih Muslim 712: … Dari Jabir bin Abdullah dia berkata: "Dahulu Mu'adz Sholat isya' bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian mendatangi masjid kaumnya, lalu Sholat mengimami mereka."
Dalil 7
Shahih Muslim 634: … Dari Aisyah dia berkata: "Ketika Rasulullah telah merasa berat, maka datanglah Bilal mengajaknya Sholat, maka beliau bersabda, 'Kalian perintahkanlah Abu Bakar agar Sholat mengimami manusia'." … Aisyah berkata lagi, "Ketika dia telah masuk Sholat, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendapatkan rasa takut pada dirinya, maka beliau berdiri dengan dipapah di antara dua orang laki-laki, sedangkan kedua kakinya tidak bisa melangkah di tanah." Dia berkata: "Ketika beliau masuk masjid, maka Abu Bakar mendengar langkahnya, maka dia mulai mundur, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan isyarat kepadanya, 'Berdirilah di tempatmu.' Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dating hingga duduk di samping kiri Abu Bakar." Aisyah berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam Sholat mengimami manusia dengan cara duduk, sedangkan Abu Bakar berdiri. Abu Bakar mengikuti Sholat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sedangkan orang-orang mengikuti Sholat Abu Bakar." …
Dalil 8
Shahih Muslim 410: … Dari Urwah bin al-Mughirah bin Syu'bah dari Bapaknya dia berkata: "Rasulullah pergi ke belakang, dan aku pergi ke belakang bersama beliau. Ketika beliau menunaikan hajatnya, maka beliau bersabda: "Apakah kamu memiliki air? ' Lalu aku memberikan air suci kepada beliau, lalu beliau membasuh kedua telapak tangannya dan wajahnya … Kemudian beliau menaiki kendaraan, dan aku pun juga naik, hingga kita sampai pada suatu kaum, sedangkan mereka dalam keadaan mendirikan Sholat yang diimami oleh Abdurrahman bin Auf, sedangkan dia telah rukuk bersama mereka satu rukuk. Ketika dia merasakan kedatangan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka dia mulai mundur, lalu beliau memberikan isyarat kepadanya (agar melanjutkan), maka dia terus mengimami mereka. Tatkala dia telah mengucapkan salam, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri, dan aku pun berdiri bersama beliau, lalu kami melaksanakan rakat Sholat yang mana kami telah ketinggalan padanya."
Dalil 9
Musnad Ahmad 17432: … Dari 'Amru bin Wahb atstsaqafi katanya, kami pernah bersama Mughirah bin Syu'bah dan ia ditanya: "Apakah salah seorang sahabat pernah mengimami Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam selain Abu Bakar? Mughirah langsung berdiri dan menjawab "Iya ada, kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah safar. Ketika waktu sahur tiba, beliau pukul tengkuk untaku, saya kira beliau mempunyai perlu sehingga aku belokkan untaku bersama beliau. Kami terus berangkat hingga kami tidak nampak dari orang-orang … Kami pun kembali berkendara. Kami temui para sahabatku, ternyata Sholat sudah didirikan. Rupanya Abdurrahman bin Auf yang berada di depan. Ia mengimami mereka dan sudah menyelesaikan satu rakaat dan tengah melangsungkan rakaat keduanya, akupun berinisiatif untuk mengikutinya namun aku minta ijin nabi terlebih dahulu. Rupanya Nabi melarangku, selanjutnya kami Sholat pada rakaat yang kami temui dan menggenapkan rakaat yang ketinggalan.
Dalil 10
صحيح ابن خزيمة ١٥١٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، نا الْمُعْتَمِرُ قَالَ: سَمِعْتُ حُمَيْدًا قَالَ: حَدَّثَنِي بَكْرٌ، عَنْ حَمْزَةَ بْنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، عَنْ أَبِيهِ، " أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَخَلَّفَ، فَتَخَلَّفَ مَعَهُ الْمُغِيرَةُ بْنُ شُعْبَةَ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ قَالَ: قَالَ: فَانْتَهَيْنَا إِلَى النَّاسِ وَقَدْ صَلَّى عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ رَكْعَةً، فَلَمَّا أَحَسَّ بِجِيئَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَهَبَ لِيَتَأَخَّرَ، فَأَوْمَأَ إِلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ صَلِّ «، فَلَمَّا قَضَى عَبْدُ الرَّحْمَنِ الصَّلَاةَ وَسَلَّمَ،» قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْمُغِيرَةُ فَأَكْمَلَا مَا سَبَقَهُمَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1512: Muhammad bin Abdul A'la Ash-Shan'ani memberitakan kepada kami, Al Mu'tamar memberitakan kepada kami bahwasanya ia berkata: Aku pernah mendengar Hamid berkata, Bakar telah memberitakan kepadaku yang didengarnya dari Hamzah bin Al Mughirah bin Syu'bah dari Ayahnya bahwasanya … maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan Al Mughirah berdiri untuk menyempurnakan Sholatnya yang tertinggal.
Dalil 11
Shahih Ibnu Hibban 1347: Umar bin Muhammad Al Hamdani telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Abdul A’la telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Mu’tamar bin Sulaiman telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Aku mendengar Humaid, ia berkata, Bakr bin Abdullah telah menceritakan kepadaku sebuah hadits dari Hamzah bin Al Mughirah bin Syu’bah dari ayahnya, … “Ketika Abdurrahman menyelesaikan Sholatnya, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan Al Mughirah berdiri. Mereka berdua menyempurnakan raka’at yang tertinggal.”
Dalil 12
…5348فَلَمَّا سَلَّمَ قَامَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- وَقُمْتُ مَعَهُ فَرَكَعْنَا الرَّكْعَةَ الَّتِى سُبِقْنَا…
Sunan Al-Baihaqi juz 2 hal 364 Syamilah : …“Tatkala ia (Abdurrahman bin Auf) melakukan salam (selesai dari salatnya), Nabi saw. berdiri dan aku pun berdiri bersama beliau, lalu kami melaksanakan rakaat salat yang ketinggalan itu.”
Dalil 13
Kata “maahu”
صحيح البخاري ٨٩٢: حَدَّثَنَا حَيْوَةُ بْنُ شُرَيْحٍ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَرْبٍ عَنْ الزُّبَيْدِيِّ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَامَ النَّاسُ مَعَهُ فَكَبَّرَ وَكَبَّرُوا مَعَهُ وَرَكَعَ وَرَكَعَ نَاسٌ مِنْهُمْ مَعَهُ ثُمَّ سَجَدَ وَسَجَدُوا مَعَهُ ثُمَّ قَامَ لِلثَّانِيَةِ فَقَامَ الَّذِينَ سَجَدُوا وَحَرَسُوا إِخْوَانَهُمْ وَأَتَتْ الطَّائِفَةُ الْأُخْرَى فَرَكَعُوا وَسَجَدُوا مَعَهُ وَالنَّاسُ كُلُّهُمْ فِي صَلَاةٍ وَلَكِنْ يَحْرُسُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا
Shahih Bukhari 892: … dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma, berkata:"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri dan orang-orangpun berdiri bersamanya Lalu beliau bertakbir dan mereka pun bertakbir bersama beliau. Kemudian beliau rukuk dan orang-orang yang bersamanya ikut rukuk. Kemudian beliau sujud dan orang-orang yang bersamanyanya pun sujud. Kemudian beliau berdiri untuk rakaat kedua, maka orang-orang yang sujud bersama beliau berdiri dan berjaga-jaga untuk saudara mereka. Kemudian datanglah sekelompok yang lain (yang sebelumnya berjaga dan belum Sholat), lalu mereka rukuk dan sujud bersama beliau. Dan masing-masing orang melanjutkan Sholat mereka namun dengan tetap berjaga-jaga satu sama lain."
Dalil 14
صحيح البخاري ٥٥٥١: حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي صَلَاةٍ وَقُمْنَا مَعَهُ فَقَالَ أَعْرَابِيٌّ وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي وَمُحَمَّدًا وَلَا تَرْحَمْ مَعَنَا أَحَدًا فَلَمَّا سَلَّمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِلْأَعْرَابِيِّ لَقَدْ حَجَّرْتَ وَاسِعًا يُرِيدُ رَحْمَةَ اللَّهِ
Shahih Bukhari 5551: … Abu Hurairah berkata: "Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam berdiri untuk Sholat dan kami ikut berdiri dengannya ...
Keterangan Dalil
Dalil 1, 2 dan 3 menunjukan keutamaan Sholat berjamaah bila kita berada lebih dari 2orang hal ini terlihat dari kalimat "Sholat berjama'ah lebih utama dibandingkan Sholat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat (dalil 1) Sesungguhnya Sholat seseorang yang berjama'ah dengan satu orang, adalah lebih baik daripada Sholat sendirian. Dan Sholatnya bersama dua orang jama'ah, adalah lebih baik daripada Sholat bersama seorang jamaah. Semakin banyak jama'ahnya, maka semakin dicintai oleh Allah Ta'ala." (dalil 2), Sesungguhnya Sholat seseorang yang berjama'ah dengan satu orang, adalah lebih baik daripada Sholat sendirian. Dan Sholatnya bersama dua orang jama'ah, adalah lebih baik daripada Sholat bersama seorang jamaah. Semakin banyak jama'ahnya, maka semakin dicintai oleh Allah Ta'ala."(dalil 3).
Dalil 4, 5, 6 dan 7 menunjukan adanya perubahan Sholat.
1. Munfarid menjadi berjaamaah
dalil 4 pada kalimat aku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada akhir malam, lalu aku Sholat di belakang beliau, kemudian beliau meraih tanganku hingga menempatkanku sejajar dengan beliau. Dan dalil 5 kalimat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melihat seorang laki-laki sedang mengerjakan Sholat sendirian, maka beliau bersabda: "Adakah seseorang yang mau bersedekah kepada orang ini dengan mengerjakan Sholat bersamanya?"
2. Sudah berjamaah Kembali Sholat berjamaah
dalil 6 kalimat "Dahulu Mu'adz Sholat isya' bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian mendatangi masjid kaumnya, lalu Sholat mengimami mereka."
3. Nabi masbuk berarti makmum, tetapi berubah menjadi imam, dan abu bakar imam berubah menjadi masbuk dalil 7 pada kalimat "Ketika dia telah masuk Sholat, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendapatkan rasa takut pada dirinya, maka beliau berdiri dengan dipapah di antara dua orang laki-laki, sedangkan kedua kakinya tidak bisa melangkah di tanah." Dia berkata: "Ketika beliau masuk masjid, maka Abu Bakar mendengar langkahnya, maka dia mulai mundur, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan isyarat kepadanya, 'Berdirilah di tempatmu.' Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dating hingga duduk di samping kiri Abu Bakar." Aisyah berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam Sholat mengimami manusia dengan cara duduk, sedangkan Abu Bakar berdiri. Abu Bakar mengikuti Sholat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sedangkan orang-orang mengikuti Sholat Abu Bakar."
4. Nabi masbuk menjadi makmum, kemudian menyempurnakan kekurangan dengan berjamaah dan nabi berubah menjadi imam
dalil 8 pada kalimat Tatkala dia telah mengucapkan salam, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri, dan aku pun berdiri bersama beliau, lalu kami melaksanakan rakat Sholat yang mana kami telah ketinggalan padanya." Kalimat kami menunjukan berjamaah.
kesimpulan keterangan-keterangan yang telah disampaikan menunjukan bahwa perubahan dari masbuk kemudian masbuk menjadi imam dan diikuti makmum yang lain pernah terjadi dan dilakukan oleh nabi dan sahabat.
Adapun penjelasan mengenai kami atau bersama yang dimaksud adalah berjamaah berdasarkan dalil 8, 9, 10, 11, 12, 13 dan 14 berikut penjelasanya.
1. Riwayat utuh kejadian
a. Nabi SAW dan para sahabat melakukan perjalanan (safar) terdapat pada dalil 9 kalimat "Apakah salah seorang sahabat pernah mengimami Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam selain Abu Bakar? Mughirah langsung berdiri dan menjawab "Iya ada, kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah safar.
b. Nabi SAW ada keperluan hajat dan berpisah dari rombongan ditemani oleh sahabat Mughirah terdapat pada dalil no 8 kalimat Rasulullah pergi ke belakang, dan aku pergi ke belakang bersama beliau. Ketika beliau menunaikan hajatnya
c. Nabi SAW dan sahabat mughirah menyusul rombongan perjalanan dan didapati telah melaksanakan Sebagian Sholat terdapat pada dalil 9, Kami temui para sahabatku, ternyata Sholat sudah didirikan. Rupanya Abdurrahman bin Auf yang berada di depan. Ia mengimami mereka dan sudah menyelesaikan satu rakaat dan tengah melangsungkan rakaat keduanya
d. Nabi SAW dan sahabat mughirah menjadi masbuk terdapat pada dalil 8 yang diimami oleh Abdurrahman bin Auf, sedangkan dia telah rukuk bersama mereka satu rukuk (rakat). Ketika dia merasakan kedatangan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka dia mulai mundur, lalu beliau memberikan isyarat kepadanya (agar melanjutkan), maka dia terus mengimami mereka. dan pada dalil 9 selanjutnya kami Sholat pada rakaat yang kami temui
e. Nabi SAW dan sahabat mughirah menyempurnakan Sholat yang tertinggal dengan berjamaah terdapat pada dalil 8, kalimat Tatkala dia telah mengucapkan salam, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri, dan aku pun berdiri bersama beliau, lalu kami melaksanakan rakat Sholat yang mana kami telah ketinggalan padanya."dan pada dalil 10 kalimat maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan Al Mughirah berdiri untuk menyempurnakan Sholatnya yang tertinggal. Serta pada dalil 11 kalimat Ketika Abdurrahman menyelesaikan Sholatnya, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan Al Mughirah berdiri. Mereka berdua menyempurnakan raka’at yang tertinggal.”
2. Penggunaan dhomir nahnu (kami) menunjukan Sholat berjamaah
Penggunaan kata nahnu (kami) secara makna asal (hakiki) menunjukkan bahwa orang pertama dan ketiga (yang dibicarakan) melakukan suatu perbuatan secara bersama-sama.
a. Terdapat pada dalil 8
فَرَكَعْنَا الرَّكْعَةَ الَّتِي سَبَقَتْنَا
lalu kami melaksanakan rakat Sholat yang mana kami telah ketinggalan padanya."
b. Terdapat pada dalil 9
فَصَلَّيْنَا الرَّكْعَةَ الَّتِي أَدْرَكْنَا وَقَضَيْنَا الرَّكْعَةَ الَّتِي سُبِقْنَا
selanjutnya kami Sholat pada rakaat yang kami temui.
c. Terdapat pada dalil 11
قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْمُغِيرَةُ فَأَكْمَلاَ مَا سَبَقَهُمَا.
Ketika Abdurrahman menyelesaikan Sholatnya, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan Al Mughirah berdiri. Mereka berdua menyempurnakan raka’at yang tertinggal.
Untuk memahami kalimat-kalimat ini menunjukan Bersama (berjamaah) maka kita lihat perbandingan terjemah pada kalimat sebelumnya.
1. Terdapat pada dalil 8
فَانْتَهَيْنَا إِلَى الْقَوْمِ
“Maka kami sampai kepada kaum itu (rombongan).”
2. Terdapat pada dalil 9
وَرَكِبْنَا فَأَدْرَكْنَا النَّاسَ
“Dan kami berangkat, lalu kami dapat menyusul orang-orang (rombongan).
Dengan kata nahnu (kami), menunjukkan bahwa Nabi dan al-Mughirah melakukan perjalanan secara bersama-sama untuk menyusul rombongan para sahabat yang telah berangkat duluan, artinya keterangan a, b dan c. dapat kita pahami bahwa nabi dan almugirah melaksanakan Sholat yang tertinggal dengan Bersama (berjamaah)
3. Penggunaan kalimat ma ahu (bersama dalam artian berjamaah)
Terdapat pada dalil 12 kalimat
فَلَمَّا سَلَّمَ قَامَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- وَقُمْتُ مَعَهُ فَرَكَعْنَا الرَّكْعَةَ الَّتِى سُبِقْنَا
Artinya : “Tatkala ia (Abdurrahman bin Auf) melakukan salam (selesai dari salatnya), Nabi saw. berdiri dan aku pun berdiri bersama beliau, lalu kami melaksanakan rakaat salat yang ketinggalan itu.”
Dengan penggunaan kata ma’ahu (bersamanya) yang menyertai kata nahnu (kami) menunjukkan bahwa Nabi dan al mughirah melakukan rakaat salat yang ketinggalan itu secara berjamaah dengan demikian tidak dapat
dimaknai Sholatnya sendiri-sendiri atau masing-masing.
Sebagai perbandingan kenapa kalimat seperti ini diartikan berjamaah, mari kita lihat kalimat kami melaksanakan rakaat sholat yang ketinggalan itu menunjukan bahwa Nabi dan Al Mughirah melakukanya Bersama (berjamaah).
Sebagai perbandingan maka kita perhatikan dua dalil yang terdapat kalimat ma’ahu (bersamanya) yang menyertai kata nahnu (kami) maka kalimat ini akan diartikan berjamaah terdapat pada dalil 13 dan 14.
قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَامَ النَّاسُ مَعَهُ فَكَبَّرَ وَكَبَّرُوا مَعَهُ
“Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri dan orang-orangpun berdiri bersamanya Lalu beliau bertakbir dan mereka pun bertakbir bersama beliau”.
قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي صَلَاةٍ وَقُمْنَا مَعَهُ
"Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam berdiri untuk Sholat dan kami ikut berdiri dengannya.
Menunjukan dengan jelas bahwa orang-orang mengikuti nabi, begitupun dengan al mughirah dapat dipastikan mengikuti nabi atau bermakmum kepada nabi.
Kesimpulan peristiwa bahwa nabi SAW menjadi masbuk Bersama almughirah kemudian menyempurnakan Sholat yang tertinggal dengan cara berjamaah Kembali pernah dilakukan.
Mari Perhatikan Pendapat Para Ulama
1. Imam nawaawi pada Tuhfatul Muhtaj, hal . 283. Vol . 2 karya Al- haitami (Al-Haitami, Ahmad, Tuhfatul Muhtaj Fi Syarh Al minhaj, (Mesir: Al Maktabah At tijariyah Al kubra, tt) tolong di cari otentitas data……..
“Jika imam telah memikirkan salam dan sebagian makmum ada yng masbuq, kemudian mereka berdiri untuk menyempurnakan Sholat mereka, dan mengangkat salah satu di antaranya mereka untuk menjadi imam yang di ikuti”
“ maka tentang kebolehannya ada dua pandangan madzhab (syafi’i) sebagaimana di tuturkan oleh sang penulis muhaddzab, al bandaniji, syaikh abu hamidi, Al muhamili, Al- jurjani dan yang lainnya dari kalangan ‘iragiyyin.
“ yang paling shahih di antara kedua pandangan itu adalah boleh. Inilah yang di fatwakan oleh syaikh abu hamid dan Al muhamili dalam kitab At-tajrid.
2. Dewan hisbah persatuan islam , Bandung, 15 sya’ban 1425H/ 29 september 2004 M
MENIMBANG:
1) Keutamaan Sholat berjamaah telah di sepakati, karena telah ditetapkan didalam berbagai hadits.
2) Makmum beralih jadi imam pernah dialami oleh Nabi SAW ketika beliau bermakmum kepada Abu bakar. Kemudian karena Abu bakar tidak sanggup memahami Rasulullah SAW akhirnya beliau menjadi imam.
3) Rasulullah SAW pernah masbuq bersama Al-Mughirah bin Syu’bah
4) Perlu adanya kejelasan tentang kedudukan mengangkat imam diantara makmum yang masbuq.
MENGISTINBAT:
Berjamaah diantara makmum yang masbuk itu lebih utama.