JARI-JARI TANGAN KIRI TALAZUM (ALAMIAH/TIDAK RAPAT DAN TIDAK RENGGANG BERLEBIHAN)
Dalil dan keterangan ketika tasyahud akhir posisi jari-jari tangan kiri talazum (alamiah/tidak rapat dan tidak renggang berlebihan)
Dalil 1
صحيح مسلم ٩١١: … عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا جَلَسَ فِي الصَّلَاةِ وَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ وَرَفَعَ إِصْبَعَهُ الْيُمْنَى الَّتِي تَلِي الْإِبْهَامَ فَدَعَا بِهَا وَيَدَهُ الْيُسْرَى عَلَى رُكْبَتِهِ الْيُسْرَى بَاسِطَهَا عَلَيْهَا
Shahih Muslim 911: … Dari Nafi' dari Ibn Umar, bahwa apabila Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam duduk dalam shalat, beliau meletakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya, dan beliau angkat jari kanan sebelah jempolnya (telunjuk) sambil memanjatkan do’a, sementara tangan kirinya di atas lutut kirinya sambil dibuka."
Dalil 2
صحيح مسلم ٩١٣: …عَنْ عَلِيِّ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمُعَاوِيِّ أَنَّهُ قَالَ رَآنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ وَأَنَا أَعْبَثُ بِالْحَصَى فِي الصَّلَاةِ فَلَمَّا انْصَرَفَ نَهَانِي فَقَالَ اصْنَعْ كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ فَقُلْتُ وَكَيْفَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ قَالَ كَانَ إِذَا جَلَسَ فِي الصَّلَاةِ وَضَعَ كَفَّهُ الْيُمْنَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى وَقَبَضَ أَصَابِعَهُ كُلَّهَا وَأَشَارَ بِإِصْبَعِهِ الَّتِي تَلِي الْإِبْهَامَ وَوَضَعَ كَفَّهُ الْيُسْرَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُسْرَى…
Shahih Muslim 913:… Dari Ali bin Abdurrahman Al Mu'awi, dia berkata: Abdullah bin Umar pernah melihatku bermain-main kerikil ketika shalat. Seusai shalat, dia langsung melarangku sambil berujar: "Lakukanlah sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lakukan." Tanyaku: "Bagaimana Rasulullah melakukan?" Katanya: "Jika beliau duduk dalam shalat, beliau meletakkan telapak tangan kanannya di atas paha kanannya dan beliau genggam semua jari jemarinya sambil memberi isyarat dengan jari sebelah jempol (telunjuk), beliau juga meletakkan telapak tangan kirinya di atas paha kirinya."…
Dalil 3
سنن النسائي ٨٧٩: … حَدَّثَنَا عَاصِمُ بْنُ كُلَيْبٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي أَنَّ وَائِلَ بْنَ حُجْرٍ أَخْبَرَهُ قَالَ قُلْتُ لَأَنْظُرَنَّ إِلَى صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ يُصَلِّي فَنَظَرْتُ إِلَيْهِ …ثُمَّ قَعَدَ وَافْتَرَشَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَوَضَعَ كَفَّهُ الْيُسْرَى عَلَى فَخِذِهِ وَرُكْبَتِهِ الْيُسْرَى وَجَعَلَ حَدَّ مِرْفَقِهِ الْأَيْمَنِ عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى ثُمَّ قَبَضَ اثْنَتَيْنِ مِنْ أَصَابِعِهِ وَحَلَّقَ حَلْقَةً ثُمَّ رَفَعَ إِصْبَعَهُ فَرَأَيْتُهُ يُحَرِّكُهَا يَدْعُو بِهَا
Sunan Nasa'i 879… Telah menceritakan kepada kami 'Ashim bin Kulaib dia berkata: bapakku telah menceritakan kepadaku Bahwasannya Wa'il bin Hujr mengabarkan kepadanya, dia berkata: "Aku berkata: Aku ingin melihat bagaimana cara shalat Rasulullah Shallallahu 'alihi wa sallam, maka aku pun memperhatikannya. …kemudian duduk di atas kaki kiri. Beliau juga meletakkan telapak tangan kiri diantara paha dan lutut kiri. Lalu beliau meletakkan ujung lengan kanan di atas paha kanan. Kemudian ia menggenggam dua jarinya serta membentuk lingkaran, lantas mengangkat jarinya. Aku melihat beliau menggerak-gerakkannya dan berdo’a dengannya."
Dalil 4
صحيح مسلم ٩١٠: … عَنْ عَامِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ أَبِيهِ قَالَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَعَدَ يَدْعُو وَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى وَيَدَهُ الْيُسْرَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُسْرَى وَأَشَارَ بِإِصْبَعِهِ السَّبَّابَةِ وَوَضَعَ إِبْهَامَهُ عَلَى إِصْبَعِهِ الْوُسْطَى وَيُلْقِمُ كَفَّهُ الْيُسْرَى رُكْبَتَهُ
Shahih Muslim 910: … Dari Amir bin Abdullah bin Zubair dari ayahnya katanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam jika duduk berdo’a, beliau letakkan tangan kanannya di atas paha kananya, dan tangan kirinya di atas paha kirinya, dan beliau memberi isyarat dengan jari telunjuknya dan beliau letakkan jempolnya pada jari tengahnya, sementara telapak kirinya menggenggam lututnya.
Dalil 1 Hadits ini masih mhutlaq dan Ketika berdiri sendiri seolah-olah hanya menyimpan tangan kanan di atas paha kanan. Akan tetapi diyakini oleh para ulama disebabkan banyak yang menerangkan secara lebih terbatas dan jelas bahwa jari-jari selain dipakai isyarat dilipat, digenggamkan, atau dibuat lingkaran. Dengan demikian haditsini menjadi muqayyad (al-fhatur Rabani, IV : 19
Dalil 2 perhatikan kalimat
وَقَبَضَ أَصَابِعَهُ كُلَّهَا وَأَشَارَ بِإِصْبَعِهِ الَّتِي تَلِي الْإِبْهَامَ
Mengepalkan semua jarinya, beliau berisyarat dengan jari yang yang mengiringi ibu jarinya
Dalil 3 “Beliau juga meletakkan telapak tangan kiri diantara paha dan lutut kiri. Lalu beliau meletakkan ujung lengan kanan di atas paha kanan. Kemudian ia menggenggam dua jarinya serta membentuk lingkaran” dalil ini sebagai penegas dalil dua yang memiliki kalimat yang sama.
Dalil 4
Dalam Nail Authar 11 : 316 kalimat
…وَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى وَيَدَهُ الْيُسْرَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُسْرَى وَأَشَارَ بِإِصْبَعِهِ…
Keterangan ini tidak memakai kalimat qabada bi usbhu`ihi atau wa aqada salasatan wa khamsina sedangkan isyarat disebutkan setelah menyimpan tangan kanan di atas paha kanan dengan demikian jari-jari yang lain tidak digenggam.
Kesimpulan keterangan dan dalil yang telah disebutkan menunjukkan jari-jari tangan kiri talazum / alamiah, tidak rapat dan tidak renggang berlebihan.
JARI-JARI TANGAN KIRI TALAZUM (ALAMIAH/TIDAK RAPAT DAN TIDAK RENGGANG BERLEBIHAN posisi jari jemari tangan kiri ketika tasyahud akhir adalah simpan di paha. Atau di lutut atau pergelangan di paha dan ujung jemari di lutut posisikan jemarinya tidak renggang berlebihan.
Mari perhatikan pendapat ulama dalam syarah al muhazdzdzab karya imam Nawawi, 3/894 ar rafi`I berkata menurut pendapat yang kuat dibuka tanpa berlebihan, karena tidak ada perintah dibuka berlebihan dalam shalat. Pendapat ini dipilih oleh pemilik asy syamil, Sebagian fuqaha khurasan, rauyani, dan lainya.