Mengucapkan Do’a Setelah Wudlu Yaitu Membaca Syahadatain Dan Do’a Lainnya

A. Mengucapkan do’a setelah wudlu yaitu membaca syahadatain dan do’a

Setelah mencuci kaki maka bacalah

1 أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

2 أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ

3 أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ’

Dalil-dalil tentang bacaan tersebut adalah sebagai berikut:

Dalil 1

سنن النسائي ١٤٨: …عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ فُتِّحَتْ لَهُ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ

Sunan Nasa'i 148 …Dari Umar bin Khattab Radliyallahu'anhu, dia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa berwudlu kemudian memperbaiki wudlunya lalu membaca: 'Aku bersaksi bahwa tiada Dzat yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, dibukakan baginya delapan pintu surga, dan dia masuk lewat pintu manapun yang dia kehendaki."

Dalil 2

صحيح مسلم ٣٤٥: …عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ كَانَتْ عَلَيْنَا رِعَايَةُ الْإِبِلِ فَجَاءَتْ نَوْبَتِي فَرَوَّحْتُهَا بِعَشِيٍّ فَأَدْرَكْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمًا يُحَدِّثُ النَّاسَ …ثُمَّ يَقُولُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ …عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَذَكَرَ مِثْلَهُ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ مَنْ تَوَضَّأَ فَقَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

Shahih Muslim 345: ..Dari Uqbah bin Amir. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepadaku Abu Utsman dari Jubair bin Nufair dari Uqbah bin Amir dia berkata: "Dahulu kami menggembala unta, lalu datanglah malam, maka aku mengistirahatkannya dengan memberikan makan malam. Lalu aku mendapati Rasulullah ﷺ berdiri berbicara kepada manusia...." Umar lalu menyebutkan, "Tidaklah salah seorang diantara kalian berwudlu, lalu menyampaikan wudlunya atau menyempurnakan wudlunya kemudian dia bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya melainkan pintu surga yang delapan akan dibukakan untuknya. Dia masuk dari pintu manapun yang dia kehendaki'." …dari Uqbah bin Amir al-Juhani bahwa Rasulullah ﷺ bersabda…Lalu dia menyebutkan hadits semisalnya, hanya saja dia menyebutkan, "Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya."

Dalil 1 menunjukkan bacaan do’a setelah wudlu dengan redaksi syahadatain

- أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

Dalil 2 menunjukkan bacaan do’a setelah wudlu dengan redaksi syahadatain

- أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ

Masih Dalil 2 menunjukkan bacaan do’a setelah wudlu dengan redaksi syahadatain

- أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ’

Kesimpulan do’a setelah wudlu dengan redaksi syahadatain memiliki tiga pilihan

1 أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

2 أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ

3 أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ’

Dengan demikian rangkaian wudlu bisa kita katakan selesai, karena do’a ini menjadi bagian terakhir dalam rangkaian wudlu, tetapi beberapa dalil menunjukkan adanya rangkaian lain yaitu berdo’a, ada beberapa yang menunjukkan do’anya satu rangkaian dengan syahadatain sementara dalam beberapa dalil do’anya sesuai kebutuhan.

Merujuk pada permasalahan ini kami berpendapat bahwa berdo’a setelah wudlu adalah bagian dari sunnah, tetapi tidak terikat pada redaksi do’a dengan syahadatain.

Perhatikan pendapat ulama

  1. Imam Nawawi dalam Syarah Muslim 3/285 adapun hukum yang bisa digali dari hadits tersebut (no 2) adalah, sunnah hukumnya bagi orang yang sudah mengerjakan wudlu untuk membaca dzikir berikut ini…

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ’…

  1. KH. A. Zakaria dalam Al-Hidayah fii Masaila Fiqhiyyah wa Muta’aridhah 1/63 mengenai hadits dengan tambahan اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي مِنْ الْمُتَطَهِّرِينَ dalam sanadnya idhthirab dan tidak shahih sedikitpun. Do’a yang shahih setelah wudlu hanyalah do’a sebagaimana riwayat yang disebutkan diatas, sedangkan do’a’-do’a yang lainnya haditsnya dla’if. Tentu saja tidak dapat diamalkan apalagi kalau hanya pendapat ulama saja.

a. Adapun tentang berdoa ketika berwudlu

I. Berdoa ketika berwudlu adalah sunnah

II. Berdoa ketika wudlu tidak memiliki sandaran dari Rasulullah SAW

III. Pendapat kami

Berikut dalil dan penjelasan :

Dalil 1

Amalul Yaum wa Al-Lailah An-Nasa’I Hal 173 /Tuhfathul Ahwadzi 1/347

أخبرنا يحيى بن محمد بن السكن قال حدثنا يحيى بن كثير أبو غسان قال حدثنا شعبة قال حدثا ابو هاشم عن أبي مجلز عن قيس ابن عباد عن أبي سعيد عن النبي صلى الله عليه و سلم قال من توضأ فقال سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك كتب في رق ثم طبع ( 9 ب ) بطابع فلم يكسر إلى يوم القيامة قال أبو عبد الرحمن هذا خطأ والصواب موقوف خالفه محمد بن جعفر فوقفه

Telah mengabarkan kepada Kami Yahya bin Muhammad bin Sakkan ia berkata: Telah menceritakan kepada kami yahya bin katsir Abu Gossan ia berkata: telah menceritakan kepada kami Syu’bah ia berkata: telah menceritakan kepada kami Abu Hasyim dari Abi Mijlaz dari Qois bin ‘Abbad dari Abi Sa’id dari Nabi Saw beliau bersabda : Barangsiapa yang berwudlu kemudian mengucapkan ‘’SUBHANAKA ALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ANTA ASTAGFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA’’ maka ditulis di lembaran yang berwarna putih dengan tanda dan tidak akan hancur sampai hari kiamat. Telah berkata Abu ‘Abdurrahman bahwa hadits ini keliru dan yang benar adalah Mauquf, Muhamad bin Ja’far telah menyelisihi hadits ini pada kemauqufannya.

Dalil 2

Amalul Yaum wa Al-Lailah An-Nasa’i Hal 173 /Tuhfathul Ahwadzi 1/348

اللهمّ بَيِّضْ وَجْهِيْ يَوْمَ تَبْيَضُ وُجُوْهٌ وَّتَسْوَدُّ وُجُوْهٌ

Ya Allah peliharalah wajahku di hari wajah-wajah ada yang putih dan ada yang hitam.

Dalil 3

Amalul Yaum wa Al-Lailah An-Nasa’i Hal 173 /Tuhfathul Ahwadzi 1/348

اللهمّ أَعْطِنِيْ كِتَابِيْ بِيَمِيْنِي وَحَاسِبْنِيْ حِسَاباً يَسِيْرًا

Ya Allah berikanlah kitabku kepadaku dengan tangan kananku dan hitunglah aku dengan perhitungan yang mudah.

I. Pendapat berdoa ketika berwuddlu adalah sunnah

Berdasarkan dalil dan dalil no 1 sampai 3 menunjukan bahwa berdoa ketika wudlu adalah bagian dari sunnah.

Imam Nawawi Al Adzkar hal 82 berkata : Adapun doa untuk anggota-anggota badan maka tidak didatangkan padanya sesuatupun dari Nabi SAW dan sungguh para fuqaha mengatakan disunnahkan untuk berdoa dari apa-apa yang datang dari ulama salaf dan mereka menambahkan serta mengurangi redaksinya maka hasil dari apa yang mereka katakan bahwa sesungguhnya seseorang mengatakan setelah tasmiyah alhamdulillahilladzi…..

II. Berdoa ketika wudlu tidak memiliki sandaran dari Rasulullah SAW

status dalil no 1

Berikut penjelasan tentang rawi :

Nama : ‘Aidullah bin ‘Abdullah bin ‘Amru, dikatakan ‘Aidullah atau Abu Idris Al-Khaulani, dikatakan juga Al-‘Aidzi

Thabaqah : 2/Golongan Tabi’in

Wafat : 80 Hijriah

Komentar Imam Al-Bukhari

قال البخاري لَمْ يَسْمَعْ مِنْ عمر بن الخطاب رضي الله عنه

Imam Bukhari Berkata : Dia (Abu Idris Al-Khaulani) tidak mendengar dari ‘Umar bin Khattab (Jaami’ut Tashil No. 328 Hal 205).

Imam Tirmidzi :"Abdullah bin Shalih dan yang lainnya telah meriwayatkan dari Mu'awiyah bin Shalih, dari Rabi'ah bin Yazid, dari Abu Idris, dari Uqbah bin A'mir, dari Umar. Dan Rabi'ah meriwayatkan dari Abu Utsman, dari Jubair bin Nufair, dari Umar. Dan hadits ini dalam sanadnya mengalami idltirab (goncang), dan dalam bab ini tidak ada hadits yang sah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam."

Kesimpulan hadits ini hadits mursal suqtun minal isnad fi akhiris sanad / mudhthorib (goncang), statusnya dha’if (dapat dipastikan bukan dari Rasulullah SAW).

Dalil 2 dan 3

Berikut penjelasan rawi

Nama : Qois bin ‘Abbad, Abu Abdillah Al-Qoisy Ad-Duba’iy Al-Bashry

Thabaqah : 2/Golongan Tabi’in

Wafat : Ba’da 80 H/ 80-91H

Pendapat ulama

  1. Imam Adz-dzahabi Berkata : Dia itu Golongan Syi’ah

  2. Hasan bin Sirrin : ia tsiqoh, Banyak haditsnya yang mursal dan ia tadlis (menyembunyikan cacat sanad)

Kesimpulan dalil ini sama dengan yang no 1 mursyal (dapat dipastikan bukan dari Rasulullah SAW).

Dengan keterangan ini berdoa ketika berwudlu tidak memiliki sandaran dari Rasulullah SAW.

Mari perhatikan pendapat ulama:

  1. Ibnu Qoyyim Berkata dalam Kitab Al-Hadyu : Setiap hadits tentang penyebutan do’a wudlu yang dikatakan maka itu adalah dusta yang dibuat-buat, Rasulullah Saw tidak mengucapkan sesuatupun padanya, beliau tidak mengajarkan kepada umatnya dan beliau juga tidak menetapkan penyebutan do’a selain Tasmiyyah (Basmallah) pada awalnya sedangkan diakhir wudhunya adalah asyhadu … minalmutatohirina ‘’ (Syarah Sunan At-Tirmidzi XIII:202)

  2. A. Hasan dalam tanya jawab 1/43 Pendeknya menurut hadits-hadits yang shahih, dipermulaan wudlu’, Nabi ada baca bismillah dan di penghabisannya Nabi ucap syahadat yang tersebut tadi. Riwayat yang dipakai tambahan ini, dan lain-lain tambahan, semuanya lemah.

III. pendapat kami

Dengan berbagai keterangan yang telah disampaikan kami cenderung dengan untuk tidak mengamaalkan berdoa ketika wudlu dikarenakan berkeyakinan bahwa berdoa ketika wudlu bersumber dari selain Rasulullah SAW, sementara dalam ibadah harus bersumber dari Rasulullah SAW.

b. Adapun tentang berdoa setelah wudlu dengan tambahan allumajalni…

I. Berdoa setelah wudlu dengan tambahan redaksi allahumajalni…dan doa bebas lainya adalah sunnah

II. Berdoa setelah wudlu dengan meyakini tambahan redaksi allahumajalni…bersumber dari Rasulullah SAW adalah tidak benar dan berdoa sesuai kebutuhan adalah sunnah

III. Pendapat kami

Berikut dalil dan penjelasaanya :

Dalil 1

صحيح البخاري ٥٩٠٤: …عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ دَعَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَاءٍ فَتَوَضَّأَ بِهِ ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعُبَيْدٍ أَبِي عَامِرٍ وَرَأَيْتُ بَيَاضَ إِبْطَيْهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَوْقَ كَثِيرٍ مِنْ خَلْقِكَ مِنْ النَّاسِ

Shahih Bukhari 5904: …dari Abu Musa dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam meminta diambilkan air, lalu beliau berwudlu, setelah itu beliau mengangkat tangannya sambil berdo'a: "Ya Allah, ampunilah 'Ubaid Abu 'Amir." Hingga aku melihat putih ketiaknya, lalu beliau melanjutkan do'anya: 'Ya Allah, jadikanlah ia termasuk dari orang yang terbaik diantara manusia di hari Kiamat kelak.'

Dalil 2

سنن الترمذي ٥٠: …عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي مِنْ الْمُتَطَهِّرِينَ فُتِحَتْ لَهُ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ

Sunan Tirmidzi 50 : …dari Umar bin Khaththab ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa berwudlu dan menyempurnakan wudlunya kemudian membaca; ASYHADU ANLAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHUU LAA SYARIIKALAHU WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ABDUHU WA RASUULUHU, ALLAAHUMMAJ'ALNI MINAT TAWWAABIINA WAJ'ALNI MINAL MUTATAHHIRIIN

I. Pendapat berdoa setelah wudlu dengan tambahan redaksi allahumajalni…dan doa bebas lainya adalah sunnah

Dalil 1 berstatus shahih kalimat lalu beliau berwudlu, setelah itu beliau mengangkat tangannya sambil berdo'a: "Ya Allah, ampunilah 'Ubaid Abu 'Amir." Hingga aku melihat putih ketiaknya, lalu beliau melanjutkan do'anya: 'Ya Allah, jadikanlah ia termasuk dari orang yang terbaik diantara manusia di hari Kiamat kelak. Menunjukan bahwa setelah wudhu ada sunnah berdoa.

Dalil 2 kalimat ASYHADU ANLAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHUU LAA SYARIIKALAHU WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ABDUHU WA RASUULUHU, ALLAAHUMMAJ'ALNI MINAT TAWWAABIINA WAJ'ALNI MINAL MUTATAHHIRIIN menunjukan dengan jelas akan sunnah pembacaan do a ini.

Kesimpulan setelah syahadatain berdoa dengan kalimat allahumajalni… dan doa bebas lainya adalah sunnah

Mari perhatikan pendapat ulama

  • Ibnu Qoyyim Berkata dalam Kitab Al-Hadyu : Setiap hadits tentang penyebutan do’a wudlu yang dikatakan maka itu adalah dusta yang dibuat-buat, Rasulullah Saw tidak mengucapkan sesuatupun padanya, beliau tidak mengajarkan kepada umatnya dan beliau juga tidak menetapkan penyebutan do’a selain Tasmiyyah (Basmallah) pada awalnya sedangkan diakhir wudhunya adalah asyhadu … minalmutatohirina ‘’ (Syarah Sunan At-Tirmidzi XIII:202).

II. Berdoa setelah wudlu dengan meyakini tambahan redaksi allahumajalni…bersumber dari Rasulullah SAW adalah tidak benar dan berdoa sesuai kebutuhan adalah sunnah.

Dalil 1 berstatus shahih kalimat lalu beliau berwudlu, setelah itu beliau mengangkat tangannya sambil berdo'a: "Ya Allah, ampunilah 'Ubaid Abu 'Amir." Hingga aku melihat putih ketiaknya, lalu beliau melanjutkan do'anya: 'Ya Allah, jadikanlah ia termasuk dari orang yang terbaik diantara manusia di hari kiamat kelak. Menunjukan bahwa setelah wudhu ada sunnah berdoa.

Status dalil no 2

Berikut penjelasan tentang rawi :

Nama : ‘Aidullah bin ‘Abdullah bin ‘Amru, dikatakan ‘Aidullah atau Abu Idris Al-Khaulani, dikatakan juga Al-‘Aidzi.

Thabaqah : 2/Golongan Tabi’in

Wafat : 80 Hijriah

Komentar Imam Al-Bukhari

قال البخاري لَمْ يَسْمَعْ مِنْ عمر بن الخطاب رضي الله عنه

Imam Bukhari Berkata : Dia (Abu Idris Al-Khaulani) tidak mendengar dari ‘Umar bin Khattab (Jaami’ut Tashil No. 328 Hal 205).

Imam Tirmidzi :"Abdullah bin Shalih dan yang lainnya telah meriwayatkan dari Mu'awiyah bin Shalih, dari Rabi'ah bin Yazid, dari Abu Idris, dari Uqbah bin A'mir, dari Umar. Dan Rabi'ah meriwayatkan dari Abu Utsman, dari Jubair bin Nufair, dari Umar. Dan hadits ini dalam sanadnya mengalami idltirab (goncang), dan dalam bab ini tidak ada hadits yang sah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam."

Kesimpulan hadits ini hadits mursal suqtun minal isnad fi akhiris sanad / mudhthorib (goncang), statusnya dha’if (dapat dipastikan bukan dari Rasulullah SAW)

Kesimpulan setelah membaca dzikir atau doa syahadatain maka berdoa sesuai dengan kebutuhan adalah sesuai sunnah, sedangkan membaca dzikir atau doa syahadatain terikat dengan doa alhumaj alni… dapat dipastikan bukan dari Rasulullah SAW.

Mari perhatikan pendapat ulama

  1. A. Hasan dalam tanya jawab 1/43 Pendeknya menurut hadits-hadits yang shahih, dipermulaan wudlu’, Nabi ada baca bismillah dan di penghabisannya Nabi ucap syahadat yang tersebut tadi. Riwayat yang dipakai tambahan ini, dan lain-lain tambahan, semuanya lemah.

  1. KH. A. Zakaria dalam Al-Hidayah fii Masaila Fiqhiyyah wa Muta’aridhah 1/63 mengenai hadits dengan tambahan اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي مِنْ الْمُتَطَهِّرِينَ dalam sanadnya idhthirab dan tidak shahih sedikitpun. Do’a yang shahih setelah wudlu hanyalah do’a sebagaimana riwayat yang disebutkan diatas, sedangkan do’a’-do’a yang lainnya haditsnya dla’if. Tentu saja tidak dapat diamalkan apalagi kalau hanya pendapat ulama saja.

III. Pendapat kami

  1. Setelah menelaah beberapa keterangan kami berkesimpulan bahwa syahadatain adalah penutup wudlu, dan berdoa sesuai kebutuhan adalah sunnah yang dipastikan dari Rasulullah SAW

  2. Mengenai hadits dengan tambahan اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي مِنْ الْمُتَطَهِّرِينَ dalam sanadnya idhthirab dan tidak shahih, bila doa ini terikat dengan bagian syahadatain Maka dapat dipastikan tidak bisa diamalkan

  3. Berdoa setelah membaca syahadatain meminjam redaksi allahuajalni… sebagai doa sesuai kebutuhan maka boleh.